Jumat, 30 April 2010

Teologi Kehidupan

Tuhan begitu sayang kepada manusia, permintaan manusia semuanya di kabulkan, tentunya di kabulkannya itu bermakna: ada yang di tanggguhkan tapi hakikatnya di berikan, ada juga sebagai tolak bala, dari malapetaka yang menimpa dirinya, dan ada juga yang diberikan langsung untuk dini'mati didunia. Kasih Tuhan meliputi dunia dan isinya, semua manusia memerluka Tuhan, karena kita mengakui kelemahan, dengan mengakui diri lemah manusia akan selalu mencari yang lebih kuat dari dirinya dalam segala hal, tentunya jawabana semua itu: kembali kepada Tuhan dalam menyerahkan diri, dan selalu mengabdi dengan hati yang tulus.
Kebutuhan manusia sangat kompleks, dan manusia selalu memohon supaya Tuhan berkenan memberikan kebaikannya. Tentu, Tuhan akan memberikan kepada manusia apa yang di minta tapi, atas dasar asas manfaat bagi dirinya.Tuhan berfirman: "Dan tidaklah Tuhanmu menzalimi kepada seorangpun". Begitulah Tuhan menegaskan kepada umat manusia yang percaya terhadap kebenaran-Nya.

Dalam konsepi al-Qur'an Tuhan berfirman: Berdoa'lah kepada-Ku, maka Aku akan mengabulkan permintaanmu". Tuhan begitu indah, dan baik terhadap umat manusia dan tahu apa yang dibutuhkan oleh manusia untuk hidupnya, kebutuhan akan ilmu dan pengetahuan, kebutuhan akan rasa aman dan sejahtera, dan kebutuhan akan kasih sayang. Manusia yang tidak mau meminta atau berdo'a, di anggap oleh Tuhan sebagai hamba yang sombong, tidak pantas manusia sombong, karena Tuhan yang layak untuk itu. Tuhan menegaskan: "Sesungguhnya Allah, tidak menyukai setiap hamba yang sombong lagi membanggakan diri".


Kembali kepada kesadaran diri kita, bahwa kita hidup di tugaskan untuk menjadi pemakmur dunia ini, untuk membawa maslahat untuk sesama, tidak boleh saling menghujat, dan menghancurkan. Tuhan menyuruh kita untuk berlaku adil dan melawan kedloliman, menjaga kehormatan dan saling bertoleran, menjaga persaudaraan, tidak boleh saling menindas.
Arti hidup merupakan pertanyaan filosofis tentang tujuan dan pentingnya hidup atau keberadaan secara umum. Konsep ini dapat dinyatakan melalui berbagai pertanyaan terkait, seperti Mengapa kita di sini?, Apakah hidup semua?, dan Apa arti itu semua? Ini telah menjadi subjek banyak filosofis, ilmiah, dan spekulasi teologis sepanjang sejarah. Ada sejumlah besar jawaban atas pertanyaan-pertanyaan dari berbagai latar belakang budaya dan ideologi yang berbeda.


Arti hidup adalah sangat bercampur dengan konsepsi filosofis dan religius eksistensi, kesadaran, dan kebahagiaan, dan menyentuh isu-isu lainnya, seperti makna simbolik, ontologi, nilai, tujuan, etika, baik dan jahat, akan bebas, konsepsi Tuhan, keberadaan Tuhan, jiwa, dan akhirat. Ilmiah kontribusi yang lebih tidak langsung, dengan menjelaskan fakta-fakta empiris tentang alam semesta, ilmu pengetahuan memberikan beberapa konteks dan set parameter untuk percakapan pada topik terkait. Sebuah alternatif, manusia-sentris, dan bukan pendekatan atau kosmik agama adalah pertanyaan "Apa makna hidup saya?" Nilai dari pertanyaan yang berkaitan dengan tujuan hidup mungkin bertepatan dengan pencapaian realitas terakhir, atau perasaan kesatuan, atau perasaan kesucian.


Dengan bekal kesadaran, dan itikad diri, yang selalu taat pada aturan Tuhan, kita tidak akan pernah sesat, tidak akan pernah bodoh, karena Tuhan memberikan "an-nuur" yaitu cahaya ilmu, cahaya keberekahan, dan cahaya kebaikan kepada manusia yang ada di dunia, yang selalu taat terhadap semua perintah-Nya. Keberekahan ilmu, akan bisa membawa manusia memahami diri dengan baik, tentunya kalau manusia mengerti dan memahami akan dirinya, untuk apa dia hidup, dan kepada siapa meminta tolong, kalau jawabannya kepada: "Tuhan" pasti manusia akan mengenal Tuhan dengan baik. Kehidupan akan bermakna jika Tuhan dihadirkan dalam diri kita, dengan arti kita merasa bahwa Tuhan selalu hadir, memperhatikan gerak dan sikap perilaku kita didunia ini. Tidak ada yang di takutkan oleh manusia, jika Tuhan sudah di jadikan sandaran segala-galanya, maka hakikat ma'rifat akan dirasaka oleh kita.

Minggu, 25 April 2010

Membongkar Kebekuan Diri dari Belenggu "Rigid"

Kebekuan dalam berfikir, sungguh menjadi problem kita, daya kritis tidak ada, apalagi daya analisa ilmiah. Nah, perlunya membenahi diri dengan memulai berfikir objektif, rasional dan analitis.Meminjam istilah orang jiran malaysia itu: "Reformasi Minda"
Menurut Baron-Byrne (1979:268) Menegaskan: "Kebebasan dan keragaman boleh juga meresahkan sewaktu-waktu,tapi itulah harga yang harus kita bayar untuk menghindari kebekuan".Membongkar kebekuan dalam berfikir "rigid" karena itu adalah musuh manusia yang normal,yang harus di reformasi.

Dalam kebenaran tersimpan kebijaksanaan,dan keadilan.Dalam istilah teologi kebenaran adalah mutlak hanya milik Tuhan.Di dalam konsepsi al-Qur’an di sebutkan: “Kebenaran berasal dari Tuhan,maka janganlah kalian ragu akan kebenaran itu”.Benar dalam penafsiran manusia masih bersifat relatif.Dalam kehidupan modern, sering dibedakan antara kebenaran Tuhan dengan kebenaran manusia. Sehingga teologi harus diturunkan pada level kemanusiaan (antropomorfisme). Ketuhanan baru berarti, jika mampu menyelesaikan dan berangkat dari paradigma kemanusiaan. Sampai-sampai sekularisme mensyaratkan “hilangnya Tuhan” demi kemajuan dunia.Kita tentu bertanya, bagaimana bisa ciptaan terbebas dari pencipta? Bisa kata Newton, sebab alam seperti jam yang memiliki mesin sendiri. Jadi, setelah Tuhan mencipta “jam” itu, maka Dia dianggap nganggur. Manusia dengan akalnya telah mampu melihat dan bahkan menguasai mesin (hukum alam) yang membuat jam berdetak.
Maka dimana lagi tersedia ruang bagi Tuhan?Adalah menurut Baron-Byrne (1979:268) Menegaskan: "Kebebasan dan keragaman boleh juga meresahkan sewaktu-waktu,tapi itulah harga yang harus kita bayar untuk menghindari kebekuan".Membongkar kebekuan dalam berfikir "rigid", dosen filsafat dan tasawuf pada Islamic College for Advanced Studies (ICAS) Jakarta, yang menjadi salah satu garda depan, dari pihak yang mengritik paradigma ini. Melalui filsafat perenial, sebuah disiplin keilmuan yang menggabungkan antara rasionalitas filosofis dengan dimensi irfani dari tasawuf, ia mencoba mengklarifikasi salah paham akal modern, yang menciptakan degradasi makna berpikir, dari intelek (akal batin), kepada reason (rasio). Baginya, pemisahan antara akal dan jiwa inilah yang membuat manusia modern, menjadi tuhan-tuhan kecil diatas bumi, yang sayangnya tak mampu melepaskan diri dari jerat samsara (kesengsaraan), akibat kedunguan spiritualitas, dan arogansi egoisme. Meminjam Lukacs, manusia modern tengah mengalami transcendental homelessness : hilangnya hubungan harmonis dan keterkaitan batiniyah dengan dunia. Orang tidak lagi menemukan makna dan tujuan hidup, justru ketika berbagai alat kemanusiaan telah dikuasai. Berikut ini wawancara Cahaya Sufi dengan dosen kelahiran Singapura dan lulusan Universitas Qum Teheran tersebut.Menurut Mas Bagir, bagaimana tasawuf bisa menjelaskan, bahwa ketika berada di jalan Tuhan, maka kita bisa menyelesaikan masalah dunia (kemanusiaan)?Kita lihat dalam Kristen dulu ya. Dalam Kristen, the word (kalimat) itu mendaging, meat, flesh. Antropomorfisme.
Maknanya, Tuhan turun dalam form manusia. Ketika Tuhan turun dalam form manusia, sepertinya Tuhan merasakan kesengsaraan manusia. Dia mau menunjukkan, bahwa Aku dalam form manusia bisa menyelamatkan kalian dari kesengsaraan. Tuhan berkata, bahwa ketika manusia terhubung dengan Aku, mereka bisa selamat, salvation. Sementara dalam Islam kan teo-morfisme, bukan antropomorfisme. Tuhan tidak “mendaging” dalam manusia, tetapi manusia melangit. Jadi teo-morfisme merupakan tajalli Tuhan. Perbedaannya ada tapi tidak mencari mana yang benar mana yang salah. Disini manusia jadi tajalli-nya Tuhan. Berarti manusia jadi refleksi. Dan ketika manusia menjadi tajalli Tuhan, dirinya sendiri sudah tidak ada lagi. Jadi dalam Islam, manusia bisa menghilangkan individualisme untuk mencapai pada the divine (ketuhanan).Apa kaitannya dengan individualisme?Semua suffering, masalah dunia di hidup kita kan karena individualitas kita. Karena kita mengakui “aku”, dalam Buddhism kan gitu juga. Kalau aku-nya hilang, ya nggak akan ada masalah. Misalnya kalau kita bawa dalam preposisi: ada subjek ada predikat. Predikat bisa gembira, sedih, aku sedih, aku gembira, aku stress. Coba kalau subjek (aku) -nya hilang, nggak ada apa-apa lagi kan? Kita boleh saja sedih, sakit, tetapi karena “aku” tak ada, maka tak ada yang merasakan segala kesakitan itu.Nah disini bedanya ilmu akhlak dan metafisik. Misalnya, akhlak takabur.
Dalam ilmu akhlak dijelaskan, definisi takabur itu apa, efek yang akan merusak jiwa kita gimana? Jadi kita harus gantikan pada predikat yang positif. Disini ilmu akhlak lebih konsentrasi pada predikat. Tapi selagi ada subjek, tetap ada predikat kan? Sementara irfan dan tasawuf konsentrasi pada subjek. Hilangkan subjek dong. Ketika subjek hilang, Subjek dengan “S” besar muncul. Aku (Ana) yang besar, maka predikat-predikatnya muncul kan, Asmaul husna. Itu namanya tajalli. Dengan cara itu manusia selamat dari segala kesengsaraan dalam kehidupan individualisnya.Bagaimana cara untuk menghilangkan “aku”?Harus ada ilmu. Ilmu yang selama ini kita pelajari ada dua macam. Ada accumulatif knowledge, ada yang annihilatif knowledge. Accumulatif itu kan akumulasi. Kita semakin banyak mencari ilmu. Ketika terjadi akumulasi, maka harus ada subjek, dan subjek ini mengakumulasi knowledge. Aku ‘alim, aku mengetahui, aku lebih pintar. Tetapi annihilation, nihilasi (fana’), ilmu yang menghilangkan subjek. Misalnya, laa ilaahaillallah, tiada Tuhan selain Allah. Kenapa? Karena Dia mutlak. Sesuatu yang mutlak, jelas tidak terbatas. Sesuatu yang tidak terbatas, tidak mengizinkan dua realitas. Ketika dia terbatas, pasti ada yang lain. Jadi konsep tauhid juga berkata seperti itu. Tidak ada realitas, selain Dia menghilang semuanya. Kalau hilang subjek ya sudah. Kita akan melihat seluruh alam ini dengan kaca mata Dia, bukan kaca mata individualis lagi. Jadi kalau ada masalah, kita kan sering lari darinya, dan masuk masalah lain. Yang harus kita lakukan seharusnya beyond, melampaui. Apa yang bisa bawa kita keluar dari masalah.Karena masyarakat modern kan, kalau ingin menyelesaikan masalah ekonomi ya dengan ekonomi, politik dengan politik, dsb.
Nah kalau pendekatan spiritual, misalnya kalau kita menghadapi masalah politik, yang kita lakukan adalah “penghancuran kedalam” ya?Ya, karena kalau sudah hancur aku-nya, yang muncul kan tajalli-nya Allah. Contoh, Banyak teman-teman yang tanya sama saya, “Saya takut mau suluk”. Kenapa? “Kalau saya suluk, mungkin saya akan tinggalkan dunia ini”. Seorang istri akan bimbang kalau suaminya tinggalkan dia, tidak perdulikan nafkah, anak-anak.Seolah-olah Tuhan itu di barat, dan dunia di timur ya. Kalau ke barat ya harus ninggalin timur?Makanya saya terus bilang, “Bu, kalau orang suluk, dia akan hilang egonya, individualnya, ananiyah-nya. Yang akan tajalli itu Tuhan. Ketika Tuhan tajalli, Tuhan al-’alim, Tuhan al-raziq, Tuhan arrahman. Lalu ibu akan berinteraksi dengan siapa? Jadi suami ibu nggak ada, yang ada hanya Yang Pengasih dan Penyayang. Pasti dia al-raziq. Ketika dia kerja, kasih uang, dia sebagai al-raziq, bukan sebagai manusia yang memberi nafkah pada isteri. Nah banyak orang melupakan hal ini. Ketika manusia menyatu dengan Tuhan, orang pikir kalau kita mau suluk, kita akan tinggalkan semuanya. Padahal dalam al-Qur’an Allah itu kan wahuwa ma’akum, Dia bersama dengan kalian, ainamaa kuntum, dimana saja kalian berada. Jadi kalau kita menjadi manifestasi Tuhan, kita bukan hanya dengan keluarga, kita bersama dengan semua manusia, pohon, alam, dsb. Contoh. Nabi Muhammad saw. sampai sekarang hadir bersama kita. Nabi Muhammad saw. bukan keberadaan temporal.
Sampai sekarang ia bersama kita. Assalamu’alaika ayyuhan Nabi. Jadi bukan terputus dari kehidupan, justru semakin terkait dengan kehidupan.Nah, ada juga problem Mas. Masyarakat kan sering memisahkan akal dengan hati. Artinya, mungkin bisa dijelaskan perbedaan fungsional antara reason (rasio) dengan intelek (qalbu)?Kalau reason, kan berada di wilayah ilmu hushuli, konseptual. Padahal ilmu konseptual sebenarnya produksi manusia sendiri. Tapi kalau intelek itu ilmu hudhuri, dimana subjek dan objek tidak terpisah. Antara yang mengetahui dan yang diketahui tidak pernah terpisah. Dia menyatu. Seperti, saya sadar dengan diri saya sendiri. Aku tahu aku. Aku subjek, aku juga objek kan. Demikian juga, aku lapar. Lapar itu satu objek pengetahuan, kita tahu. Subjek ilmu, saya kan. Tapi lapar bukan berada diluar saya, tetapi didalam diri saya sendiri. Bukan identitas saya juga, tetapi sebagian dari aspek saya.Kalau Maulana Rumi menceritakan perbedaan itu. Diceritakan ada kompetisi melukis, menggambar taman bunga. Satu group minta kanvas, kuas, dan cat yang paling bagus. Sementara group lain hanya minta cermin. Setelah jadi dilihat, oh ini lukisannya bagus, lukisan di kanvas, persis seperti taman, tapi cuma satu dimensi saja. Sementara cermin kan refleksi, oh ini persis sekali. Nah, kalau filsuf itu melukis realitas, dengan konsep, ide dan pemahamannya. Kalau seorang ‘arif, realitas dimasukkan dalam hatinya, cermin itu qalbu-nya. Realitasnya ada didalam cermin, jadi tidak terpisah dari dia. Makanya dalam hadist, “Bumi tidak bisa menempatkan Aku, langit juga tidak bisa, kecuali qalbu mu’min”. Nah dimana kita menempatkan Tuhan yang tidak terbatas? Dengan merefleksikan Dia tentunya.Cermin itu didalam manusia?

Dalam manusia terdapat bayangan diri.baik dan jeleknya perilaku manusia akan tercerim dari cara dia berkata dan berfikir.kalau manusia itu baik,akan terpancar aura positif pada diri dan juga lingkungannya.Manusia adalah cermin bagi saudaranya.berilah saudara kita teladan yang baik,itu akan menjadi kebahagian yang tiada tara.Qalbu itu cermin. Allah ada disitu. Qalbu kan divine, bukan human. Gimana qalbu bisa menempatkan Tuhan yang tidak terbatas, kecuali kalau qalbu itu sendiri adalah Tuhan. Man ‘arafa nafsahu faqad ‘arafa Rabbahu, maksudnya ya Tuhan yang mengenal diri-Nya sendiri. Nggak mungkin manusia kenal Tuhan. Jadi Tuhan itu mengenal diri-Nya sendiri.Intelek seperti itu. Kalau ilmu hushuli kan konsep, melukis realitas. Kalau ilmu hudhuri, kita masukkan realitas dalam hati. Kalau kita melihat politik dengan kaca mata Tuhan gimana? Nabi melihat politik dengan kaca mata Tuhan gimana? Jadi Nabi setiap ada permasalahan selalu bertanya kepada Allah, itu bahasa teologisnya. Tetapi sebenarnya, Aku adalah Dia. Jadi bukan politik humanis lagi, tapi politik divine. Disini filsafat perennial, tasawuf, atau irfan, mau menghidupkan divinity (ketuhanan) dalam diri manusia. Ketika Tuhan hadir, kan alaa bi dzikrillahi tathmainnul qulub. Salah satu nama Tuhanpun al-Mu’min, Yang Memberi Keamanan. Jadi ketika Dia hadir, Dia akan memberi keamanan pada semunya. Khan ada hadist, al-mu’min miratul mu’min (mukmin adalah cermin bagi mukmin). Disini yang bercermin bukan antara dua manusia mukmin, tetapi antara mukmin manusia dengan al-Mukmin (Tuhan).Di Paramadina saya pernah ditanya, “Tuhan dengan manusia kan beda?” Saya jelaskan, dalam al-Qur’an ada ayat tentang Nabi Muhammad, innama ana basyarun mistlukum (Sesungguhnya aku adalah manusia seperti kalian). Saya bertanya pada Bapak itu, “Pak, disini jelas bahwa Muhammad itu seperti manusia, seperti kalian, mistlukum. Seperti, jadi sebenarnya bukan persis manusia. Lalu kalau begitu, Muhammad itu apa?”Maksudnya?Tuhan mau menyelamatkan manusia di bumi ini. Tetapi kalau Tuhan menurunkan manusia, sama kan, kualitas, kharakter. Jadi nggak bakal selamat. Maka yang harus membimbing manusia itu harus Aku, kata Tuhan. Makanya Aku akan jadikan manusia, khalifah: cermin Aku sendiri. Jadi Tuhan, mau membimbing manusia tanpa meninggalkan langit, caranya bagaimana? Bahasa simbolisnya kan. Kalau Tuhan turun, langit kosong dong. Khan di al-Qur’an, fi al-samaai Ilaahun fi al-ardli Ilaahun (di langit Tuhan, di bumi Tuhan).
Satu cara untuk Tuhan turun ke bumi, tanpa meninggalkan langit itu, taruh cermin dibawah, namanya khalifatullah. Dia sendiri yang datang. Al-Haadi, Yang Memberi Petunjuk.Cara atau metodologi dalam kedua ilmu yang berbeda itu seperti apa Mas? Al-Ghazali berkata, bahwa pencarian kebenaran tidak hanya melalui rasio, tetapi juga eksperimental ruhaniyah. Apakah seperti itu?Mereka yang belum menyadari kehadiran intelek, paling tidak memiliki panca indera, dan rasio. Indera kita gunakan untuk melihat, afalaa tadabbarun, kamu lihat langit dan bumi, dan kamu kontemplasi. Rasio untuk berpikir. Sementara proses pemikiran kan berada dibawah bimbingan wahyu, dari Dia juga. Jadi tidak terputus dari Tuhan. Nah kita gunakan semua ini, untuk diarahkan pada kesadaran intelektus tadi. Ada beberapa langkah yang harus kita lakukan.Pertama, kita harus menempatkan diri kita dalam ruang agama. Tidak mungkin diluar agama. Sekarang di Barat ada yang nggak pakai agama, spiritual universal. Kata mereka, kalau sudah terikat oleh agama, maka tidak universal lagi. Padahal kalau kita terikat pada satu agama, kita makin universal. Karena tidak mungkin ada universal tanpa partikular. Contoh. Orang bilang kalau sudah ada batin, nggak butuh dhahir lagi. Bisa nggak saya bilang, saya kenal atas, tapi bawah saya nggak tahu? Nggak bisa kan. Kenal atas karena kenal bawah. Dhahir itu ada, karena ada batin kan, demikian sebaliknya.
Nah, dalam agama ada jalan esoteris, jalan yang menghubungan manusia dengan al-Haq. Manusia harus ikut jalan itu. Itu syarat yang berada diluar diri manusia.Kedua, cara yang ada dalam diri manusia. Yakni himmah (aspirasi yang tinggi). Kata Syeh Ahmad Mustafa al-Alawy, dalam buku Sufi Abad ke-20 (Mizan), syarat minimal jika manusia ingin menuju Tuhan adalah himmah, aspirasi yang tinggi untuk mendekatkan diri pada-Nya. Misal, dalam satu tempat yang gelap, maka satu lubang cahaya yang dikit saja, itu sudah cukup. Kalau nggak ada lubang, semua tertutup, kita nggak bisa melampaui ruang yang gelap.Kata hadist Qudsy, “Jika hamba-Ku mendekati-Ku sejengkal, maka Aku akan mendekatinya sehasta”.Ya. Ketika ada aspirasi baru ada respon, Jadi adzkuruunii adzkurukum, jika kau mengingat Aku, maka Aku pun mengingatmu. Setelah himmah, maka harus ada iman. Iman kepada agama. Agama terbentuk dari wahyu, dan wahyu sebenarnya manifestasi dari Dia, jadi iman kepada Dia sebenarnya. Ini yang subjektif, himmah dan iman. Sementara yang objektif tadi, agama dan jalan dalam agama. Seorang sufi berkata, “Dari Tuhan kepada manusia ada jalannya. Tapi dari manusia ke Tuhan, nggak ada jalannya”. Jadi kalau ada orang tenggelam, yang melempar tali itu siapa? Orang yang dikapal atau yang tenggelam? Jadi jalan dari kapal ke laut ada, tapi kalau sebaliknya tidak ada. Oleh karena itu syariat dari Tuhan, bukan manusia yang membuat syariat. Jalan thariqah pun harus dari Tuhan. Karena kita kan berada di luar, mau kedalam. Apa kita buat jalan sendiri? Nggak mungkin. Itu yang saya maksudkan, agama harus ada “jalan kedalam”, dari batin agama itu sendiri.
Manusia yang baik adalah yang bisa membuka diri dalam pemikiran (open mind) selalu toleran, tidak takut terhadap perbedan, kita percaya bahwa setiap manusia berbeda-beda dalam segi ilmu dan pengalaman. Jadi, segala sesuatu yang ada di dunia ini, jangan terlalu di jadikan alasan untuk menghindar dari masalah, bahan bacan masih banyak, manusia masih hidup, kawan dan sahabat kita masih banyak, jadi dialog atau diskusi bisa kita galakan untuk sama-sama maju kedepan.Itulah yang akan membuat kita berubah. Tentunya perubahan positif yang akan berdampak pada diri lebih bijak dalam memandang perbedan yang ada.

Rabu, 14 April 2010

Toleransi: Hak-hak Asasi Manusia

Apa saja hak-hak asasi manusia? Hak asasi manusia adalah hak yang melekat pada semua manusia, apa pun kewarganegaraan kita, tempat tinggal, jenis kelamin, asal-usul kebangsaan atau etnis, warna kulit, agama, bahasa, atau status lainnya. Kita semua sama berhak untuk hak asasi manusia tanpa diskriminasi. Hak-hak ini semua saling terkait, saling tergantung dan tak terpisahkan. Universal hak asasi manusia sering diutarakan dan dijamin oleh hukum, dalam bentuk perjanjian, hukum kebiasaan internasional, prinsip-prinsip umum dan sumber-sumber hukum internasional. Hukum hak asasi manusia internasional menetapkan kewajiban pemerintah untuk bertindak dengan cara tertentu atau untuk menahan diri dari tindakan tertentu, dalam rangka untuk mempromosikan dan melindungi hak asasi manusia dan kebebasan dasar individu atau kelompok.
Universal dan mutlak Prinsip universalitas hak asasi manusia merupakan hal terpenting dalam hukum HAM internasional. Prinsip ini, sebagai pertama ditekankan dalam Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia pada tahun 1948, telah menegaskan dalam berbagai konvensi internasional hak asasi manusia, deklarasi, dan resolusi. Pada tahun 1993 Konferensi Dunia tentang Hak Asasi Manusia, misalnya, mencatat bahwa itu adalah kewajiban Negara untuk memajukan dan melindungi semua hak asasi manusia dan kebebasan fundamental, terlepas dari politik mereka, sistem ekonomi dan budaya.
Semua negara telah meratifikasi minimal satu, dan 80% dari Amerika telah meratifikasi empat atau lebih, dari perjanjian hak inti manusia, mencerminkan persetujuan dari Amerika yang menciptakan kewajiban hukum bagi mereka dan memberikan ekspresi konkret untuk universalitas. Beberapa norma-norma hak asasi manusia universal menikmati perlindungan oleh hukum internasional adat di seluruh batas-batas dan peradaban.
Hak asasi manusia adalah mutlak.
Mereka tidak boleh dibawa pergi, kecuali dalam kondisi spesifik dan sesuai dengan proses hukum. Misalnya, hak untuk kebebasan dapat dibatasi jika seseorang dinyatakan bersalah melakukan kejahatan oleh pengadilan. Saling tergantung dan tak terpisahkan Semua hak asasi manusia terbagi, apakah mereka hak-hak sipil dan politik, seperti hak untuk hidup, kesetaraan di depan hukum dan kebebasan berekspresi; hak-hak ekonomi, sosial dan budaya, seperti hak atas pekerjaan, jaminan sosial dan pendidikan, atau hak-hak kolektif, seperti hak untuk pembangunan dan penentuan nasib sendiri, yang terbagi, saling terkait dan saling tergantung. Perbaikan yang tepat memfasilitasi kemajuan yang lain. Demikian pula, kekurangan satu hak negatif mempengaruhi orang lain. Kesetaraan dan non-diskriminatif Non-diskriminasi adalah prinsip lintas sektor dalam hukum HAM internasional.
Prinsip ini hadir dalam semua perjanjian utama hak asasi manusia dan menyediakan tema sentral dari beberapa konvensi internasional hak asasi manusia seperti Konvensi Internasional tentang penghapusan segala bentuk diskriminasi rasial dan konvensi tentang penghapusan segala bentuk diskriminasi terhadap perempuan . Prinsip ini berlaku untuk semua orang dalam kaitannya dengan semua hak asasi manusia dan kebebasan dan melarang diskriminasi atas dasar daftar kategori non-lengkap seperti seks, ras, warna dan sebagainya. Prinsip non-diskriminasi ini dilengkapi dengan prinsip kesetaraan, sebagaimana dinyatakan dalam pasal 1 dari Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia: "Semua manusia dilahirkan bebas dan sama dalam martabat dan hak-hak.
Hak dan Kewajiban.
Hak asasi manusia memerlukan baik hak dan kewajiban. Negara dunia menganggap kewajiban dan tugas di bawah hukum internasional untuk menghormati, melindungi dan memenuhi hak asasi manusia. Kewajiban menghormati berarti bahwa Negara harus menahan diri dari mengganggu atau membatasi pemenuhan hak asasi manusia. Kewajiban untuk melindungi mengharuskan negara untuk melindungi individu dan kelompok terhadap penyalahgunaan hak asasi manusia. Kewajiban untuk memenuhi berarti bahwa Negara harus mengambil tindakan positif untuk memfasilitasi pemenuhan hak dasar manusia. Di tingkat individu, sementara kita berhak hak asasi manusia kami, kami juga harus menghormati hak asasi manusia orang lain.

Minggu, 11 April 2010

Kebebasan: Hidup Harus Memilih


Konsep ini, konsep Tuhan, dan konsep keberadaan, konsep sebab-akibat, dan beberapa beberapa konsep lain adalah konsep-konsep yang telah menduduki pikiran semua orang. Dalam berpendapat. Konsep kebebasan pada manusia sebagai hasil dari berkembang kehidupan sosial, hasil dari pemikiran yang mendukung penyebab maju, dan sebagai akibat dari memiliki bahasa dikembangkan.
Konsep kebebasan tergantung pada kehendak yang respon dan bertindak dengan hak, serta semua makhluk hidup telah mengembangkan keinginan itu, tapi tidak memiliki konsep kebebasan. Ada rasa kebebasan atau rasa kemampuan untuk menangani dengan pilihan yang berbeda dan pilihan sukarela untuk satu. Manusia merasa bahwa ketika pelaksanaan kehendak bebas dalam memilih salah satu pilihan di antara banyak pilihan yang tersedia baginya.


Hal ini lebih sulit untuk meyakinkan manusia bahwa ia tidak bebas, karena ia merasa dan merasa itu adalah gratis, dan perasaan sulit membantah. Apakah manusia, bener-benar bebas? Jika kita mempelajari mayoritas sifat orang tertentu, karakteristik, psikologis dan fisiologis prasyarat intelektual - motif dan keinginan .... , Dan mempelajari unsur-unsur dan kondisi dan kondisi material dan sosial dan budaya.Terletak ada Kemungkinan kita dapat memprediksi sebagian besar tanggapan dan tindakan. Dalam menemukan hasil dari unsur-unsur dan keadaan yang ada. Ini berarti bahwa jika kita dapat lingkaran unsur dan interaksi, kita menemukan bahwa seseorang mengatasi dengan opsi-opsi diatur oleh unsur-unsur dan kondisi yang ada, yaitu, bahwa kendalinya milik diarahkan dan hasil dari unsur-unsur dan keadaan yang ada internal dan eksternal. Aku bebas. Kebanyakan orang mengatakan ini dan mereka percaya dan yakin bahwa mereka bebas, dan merasa bahwa mereka memiliki kehendak bebas. Apakah mereka benar-benar bebas? Dan sejauh mana kebebasan mereka? Semua dari kita merasa bahwa itu gratis dan ia yakin bahwa ia merasa kebebasannya untuk membuat keputusan, dan ini menegaskan bahwa itu gratis, merasa tidak berbohong dan tidak membahas. Namun hasil observasi dan pengalaman dan pengetahuan dikembangkan dan hasil uji coba dari menit intelektual, hingga banyak orang bahwa kebebasan kita tergantung pada banyak faktor, internal dan eksternal, dan aturan mereka yang berada di pendapat akurasi tertinggi dalam hal penerapannya pada realitas objektif.


Di antara rakyat Indonesia dan rasa diri adalah mutlak kesehatan sehubungan dengan temannya, tidak terbebani dan tidak satu tahun untuk semua manusia, dan tidak perlu untuk merasakan perasaan orang lain. Oleh karena itu, ketentuan umum mengatakan bahwa orang tidak bebas dalam tindakan mereka adalah yang terbaik dan kesehatan tertinggi dari pemerintah bahwa orang bebas untuk apa yang mereka ingin lakukan atau bertindak atau bahkan berpikir, karena dapat diramalkan dengan kesehatan tinggi perilaku mereka, jika kita kaji karakteristik dan motivasi dan keadaan, yang menegasikan kebebasan mereka signifikan. Tetap untuk memerintah kita semua, yang bebas aturan itu benar untuk dia, karena rasa diri sulit dibantah. Will dan berurusan dengan pilihan dasar intelijen atau berpikir, serta manajemen dan kepemimpinan adalah untuk menghadapi pilihan dan saya telah mengatakan: "Intelijen adalah pemilihan alternatif terbaik di antara beberapa alternatif (opsi) yang mungkin dalam terang tujuan spesifik dan kriteria yang telah ditetapkan di muka," Ini berarti bahwa dasar pemikiran adalah untuk berurusan dengan pilihan untuk tujuan tertentu. Jenis paling sederhana dari pilihan untuk menangani berurusan dengan hanya dua pilihan: Ada - tidak ada, benar - salah, itu - tidak bermanfaat - satu jahat, yang terbesar - yang termuda, sebelum - sesudah, ya - tidak, kau mau - tidak mau, atas - bawah, kanan - kiri, di depan - belakang, baik - jahat dll. Dalam kasus ini, ada selalu berurusan dengan hanya dua pilihan, salah satunya dipilih, atau menetapkan salah satu dari mereka, atau membedakan salah satu dari mereka. Dan pikiran manusia mulai menangani dua pilihan dengan dampak yang luar biasa, dan menggunakan mekanisme sederhana dalam semua urusan dengan pilihan banyak dan kompleks dan saling terkait, dan dengan menelusuri mereka hanya dua pilihan dibedakan dari satu sama lain dan untuk membuat sebuah perbedaan harus perbandingan dan pengukuran, dan pemerintahan dan pengambilan keputusan.

Dan komputer mensimulasikan pikiran manusia dalam mekanisme dasar tindakan, yang berkaitan dengan hanya dua pilihan, dan dengan demikian mengembalikan semua pilihan banyak dan kompleks hanya dua pilihan: terbuka dan tertutup atau nol dan satu. Untuk menghadapi pilihan dan sadar refleksi Mengingatkan kita bahwa berurusan dengan opsi-opsi ini untuk berpikir secara umum, dan dapat mengatakan bahwa berurusan dengan opsi-opsi adalah berpikir secara sadar sukarela manusia bisa menangani banyak struktur di hidup atau mati dengan opsi tanpa kesadaran, hewan menghadapi pilihan dengan berbagai tingkat kesadaran, dalam kasus serangga dan organisme sederhana dan sel-tunggal menjadi kesadaran di kelas-kelas yang lebih rendah - jika tidak tidak ada - sebagai bahwa tanaman berurusan dengan pilihan dan tanpa kesadaran. struktur Non-hidup untuk berurusan dengan pilihan: Selama berposes - adalah lagu - kesepakatan dengan opsi-opsi fisik (bahan dan kekuatan) dan Selat Malaka, serta badai, serta sistem tenaga surya, dan atom, serta gen. Semua struktur untuk menangani dengan pilihan yang berhubungan dengan pilihan adalah hasil dari efek pertukaran atau interaksi dengan tetangga dalam struktur atau mempengaruhi. Jika kita menganggap bahwa berpikir adalah: Berurusan dengan opsi-opsi dan pengobatan - pengukuran, perbandingan dan evaluasi - dan menghakimi mereka, dan kemudian membuat pilihan berdasarkan itu.

kita menemukan bahwa tanaman berpikir, dalam kasus yang dipilih untuk pertumbuhan kaki ke arah atas - cahaya - dan arah dari akar ke bawah, yang berpikir, dilengkapi untuk pilihan ini, serta bunga-bunga tanaman atau tidak untuk membangun untuk menghadapi pilihan yang tersedia - matahari, udara, air dan makanan -. Pilihan antara dua mode atau lebih, adalah dasar pemikiran, terletak di tanaman dan hewan dan, seperti yang kita mengadopsi konsep berpikir tampak jelas bahwa lebih baik memungkinkan kita untuk membangun syarat dan akurasi perkiraan tertinggi. Kita menghubungkan antara pikiran dan kesadaran, dan mendirikan dasar yang kita memikirkan konsep bagaimana kita pikir kita dan berpikir dan luas dan kompleks dan tumpang tindih dengan rasa kesadaran dan mekanisme psikologis canggih neurologis. Yang kita menggunakan konsep berpikir tidak jelas dan tanpa sensor akurat, sehingga tidak jelas bagi kita berpikir di pabrik atau struktur kehidupan dengan itu ada dan canggih, kami tergantung pemikiran kita hanya sebagai referensi untuk konsep berpikir. Berurusan dengan pilihan dan kebebasan Ada pepatah yang mengatakan: "Memang benar tidak terbagi, dan dibagi tidak makan, dan Cole untuk jenuh" Contoh ini menunjukkan bahwa kebebasan - atau pelaksanaan kebebasan - tergantung pada pelaksanaan pilihan yang tersedia, jika tidak ada pilihan yang tersedia ada kebebasan tidak akan dapat dilaksanakan.
Dan jumlah kebebasan ini terkait dengan jumlah pilihan yang tersedia Valmekher antara dua mode atau dua bebas, tapi bebas dari mohair sepuluh kasus, dan lebih banyak kebebasan mohair-status A, dan pilihan yang lebih banyak kebebasan, sehingga meningkatkan kemungkinan atau probabilitas mencapai tujuan.

"Says Heidegger: bahwa manusia harus memilih, dan kemampuan untuk memilih hanya definisi kebebasan" Apakah Anda menghadapi pilihan adalah praktek kebebasan? Dan menarik Pilihan Misalkan kita memiliki beberapa pilihan yang tersedia untuk mencapai tujuan tertentu dan mengasumsikan bahwa mereka semua memungkinkan pencapaian tujuan dan kesulitan itu sendiri dan tepat tempat yang sama - dan ini sangat langka, bahkan - Dalam hal ini Anda latihan preferensi selama pemilihan salah satu dari mereka, bahwa ini tidak akan terjadi, karena tidak ada perbedaan antara pilihan, dan akan dipilih secara acak. Anggaplah sekarang bahwa pilihan ini tidak berbeda dalam tingkat kesulitan untuk mencapai tujuan dalam hal ini Anda terjadi preferensi dan pilih prompt? Kami berkata: Ya, dalam hal ini ada akan membandingkan dan mengevaluasi dan kemudian memilih salah satunya akan terjadi pada setiap persaingan antara pilihan dalam pemilihan tentang arah masing-masing menarik Pilihannya adalah daya tarik terbesar akan diadopsi dan dipraktekkan. Jika Anda memilih salah satu pilihan dari di antara berbagai pilihan akan tersedia dengan kekuatan tarik-menarik bahwa dengan pilihan ini, dan penilaian dari kekuatan-kekuatan tarik-menarik dengan status saat tubuh kita dan pikiran kita dan sisanya dari faktor yang jika Anda mengubah salah satu faktor ini dapat diubah sebagai hasil dari cek setiap pilihan yang kita lakukan lagi bisa menjadi hasil yang berbeda jika ada perubahan untuk kami atau untuk orang-orang pilihan Ini berarti bahwa hasil yang ditetapkan benar-benar tidak terjadi hanya sekali, dan ketika menjadi probabilitas pengulangan, dan berafiliasi dengan perubahan yang terjadi. Pengertian kebebasan ketika berurusan dengan pelaksanaan opsi, itu terus kita intelektual dan psikologis Perasaan ini disebabkan oleh unsur-unsur dan mekanisme intelektual, langkah-langkah psikologis dan pendidikan, dan ketika formulir yang tersedia dan yang terjadi pada kita Dan tidak secara langsung berhubungan dengan tak terhindarkan dari hasil pilihan Dapat dikontrol dan manajer kita - buat catatan itu - tetapi kita merasa bahwa kita bebas dan kami melaksanakan kebebasan kami Dapat bertentangan dengan merasa bahwa kita tidak terikat dan bebas. Jika perasaan itu adalah rasa kebebasan, dan perasaan tidak berbohong, jika Anda merasa dingin atau kegembiraan atau manisnya buah atau musik atau warna suara ... Ini tidak berbohong kepada Anda dan Anda tinggal dan rasakan tentang sentuhan, serta kebebasan adalah sebuah perasaan, meskipun pengetahuan yang dihasilkan dan berpikir.
Ya itu dapat mempengaruhi cara Anda memilih dan sebagai hasilnya secara langsung atau tidak langsung salah satu komponen atau mekanisme memikirkan bekerja di program pilihan Dan memiliki peran dalam penerapan pilihan dan ini merumitkan konsep kebebasan Ini adalah bergerak - dan memberikan umpan balik - dan mempengaruhi keputusan pemilihan pengaruh timbal balik - Mobile -, dan juga terpengaruh dengan sisa mekanisme otak yang terlibat perawatan dan evaluasi dan seleksi Hal ini membuat hasil menempatkan Mtbdl mobile dan perubahan selalu mungkin selama sebagai pekerja interaksi dapat mekanisme kesehatan mental lainnya terus berfungsi selama pilihan pemrosesan yang terjadi bergerak - mengubah - hasilnya, seperti konvergensi perbedaan antara dua pilihan - atau alasan lain - membuat pilihan salah satunya adalah kemungkinan untuk memilih yang lain dipilih mengarah ke kemungkinan yang lain, dan sebagainya, dan menjaga proses seleksi berlangsung di diputuskan.
Kebebasan berpendapat adalah: Kontrol pilihan yang tersedia adalah merasa sadar Ada depan para pengambil keputusan - dalam otak - pilihan yang tersedia untuk mengatasi mereka dan identifikasi dan pengangkatan satu atau beberapa dari mereka sadar dan informasi mekanisme pengambilan keputusan dan penerapan opsi-opsi yang dipilih - favorit saya - tergantung pada sejumlah proses mental, termasuk: operasi respon langsung dan mencari jawaban yang sesuai dengan objek yang berkaitan dengan respon emosional untuk sensorik dan dievaluasi dalam hal kesenangan dan rasa sakit saya percaya dalam hal manfaat atau bahaya, atau keduanya. Atau respon yang telah pertanda - belajar - menghindari tanggapan yang tidak tepat dari objek atau menyakitkan, atau tanggapan yang belajar telapak tangannya. Setiap kontrol dalam pengambilan keputusan dan tanggapan: mandi, tangan, melingkar, dan ada dampak dari motif dan mekanisme yang sebagian besar Mtwartha Vziologi apapun-baik didirikan, serta motif-motif yang terbentuk sebagai hasil belajar, pendidikan dan kehidupan sosial. Menarik situasi dan pengaruh atau rangsangan, didorong untuk mencapai Kita sering dicatat bahwa kami tidak memutuskan tujuan kita atau tujuan kita diri kita sendiri di pelabuhan, dan pemicu dan kondisi yang membimbing dan menetapkan sebagian besar tindakan kita dan tujuan kita, dan ini mirip dengan apa yang terjadi di komputer, Valmakhlat ditentukan oleh output setelah dirawat oleh sistem operasi komputer dan kelompok program, yang juga mencakup memori disimpan. Kondisi atau keadaan memaksakan efek yang berfungsi sebagai input ke otak, ditangani sesuai dengan mekanisme dan sistem mata uang, sesuai dengan apa yang telah dipelajari disimpan dalam memori. Sering menentukan kondisi tersebut (atau masukan) motif dan tujuan kita dan tindakan kita.

Jumat, 09 April 2010

Transformasi dan Filsafat Lebih Dari Memenuhi Hati-hati

Transformers dan Filsafat Lebih dari Memenuhi Hati-hati Menurut banyak ahli tentang kemungkinan kehidupan cerdas di alam semesta, sebuah peradaban robot adalah yang paling besar kemungkinan kita akan bertemu suatu hari nanti. Dalam Transformers dan Filsafat, tim impian dan cyborg filsuf manusia mengejar pertanyaan-pertanyaan menarik yang diajukan oleh yang pertemuan manusia dengan peradaban mekanis digerakkan oleh kecerdasan buatan, seperti digambarkan dalam Transformers waralaba sukses sangat (mainan, kartun, buku komik, film, dan videogame ). Apakah mungkin asli kecerdasan buatan, dan jika demikian apa yang akan peradaban AI terlihat seperti? Apakah peradaban yang mencapai perjalanan antar bintang menjadi cyborg atau sepenuhnya mekanis? Apakah robot peradaban datang dengan moralitas sendiri dan hidup artistik, dan bagaimana ini berbeda dari dunia manusia?
Apa prinsip hukum harus mengontrol interaksi antara bentuk sama sekali berbeda dari kehidupan cerdas? Apakah benar makhluk-membangun mesin masih menemukan kebutuhan untuk reproduksi seksual dan cinta romantis? Haruskah kita lebih berhati-hati daripada kita tentang mengembangkan robot yang mungkin salah satu mengembangkan ide-ide mereka sendiri? Apakah masuk akal untuk mengatakan bahwa baik Autobots dan Decepticons yang jahat, atau apakah setiap spesies mekanik memiliki standar sendiri yang baik dan buruk? Dapat Transformers bertanggung jawab atas tindakan mereka dan apakah mereka memiliki hak yang sama sebagai manusia?

Facebook dan Filsafat What's on Your Mind? Sebuah eksplorasi luas menarik, lucu, dan hampir disorientingly Facebook pada khususnya dan sosial media pada umumnya, dengan diskusi bergerak dengan lancar dari foto mabuk dengan Barack Obama untuk virtual domba-melempar untuk tweets ironis untuk merancang toilet Eropa-itu hanya sebagai bervariasi dan hidup ketika Anda News Feed itu sendiri. Facebook dan Filsafat adalah, menghibur, dan multi-faceted eksplorasi menyeluruh tentang apa Facebook berarti bagi kami dan bagi hubungan kita. Penulis dari berbagai bidang berkumpul di sini untuk memasukkan pengalaman Facebook dalam perspektif, dalam diskusi mulai dari sifat persahabatan dan hubungannya dengan "Friending," untuk efektivitas (diperdebatkan) dari "aktivisme online." Sebagai upaya yang paling luas dan sistematis untuk memahami Facebook belum, dan dengan banyak perspektif baru pada kicauan dan Web 2.0 di sepanjang jalan, sementara menyenangkan dan pemikiran, itu juga yang serius dan signifikan nilai kepada siapa saja yang bekerja dengan media sosial, apakah dalam dunia akademis atau jurnalistik, public relations, aktivisme, atau bisnis. Dalam dua puluh lima bab, penulis menjawab pertanyaan seperti:
• Update Status Apakah cara yang efektif untuk membentuk ikatan emosional? Bisa interaksi kita di Facebook membantu kami peduli satu sama lain lagi? Bagaimana bertindak Profil Gambar sebagai bentuk potret diri, dan apa yang pengguna mencoba untuk berkomunikasi melalui itu?
• Bisakah kita benar-benar harus dengan orang lain melalui profil online kami?
• Haruskah kita berpikir dari halaman profil sebagai representasi dari diri seseorang, atau semacam percakapan dengan teman-teman kita tentang siapa kita ingin menjadi? • Bagaimana Facebook digunakan dalam pengorganisasian masyarakat dunia nyata?
• Apakah Facebook sinyal kematian privasi, atau mungkin lebih buruk lagi-kematian keinginan kita untuk privasi?
• Di Facebook, kita benar-benar menjadi "interaktif," atau lebih tepat untuk mengatakan bahwa kita hanya menjadi " antar-pasif?
• Mengapa Facebook permainan begitu luar biasa, dan mengapa begitu banyak orang yang tertarik mengirim bunga virtual dan mengubah teman menjadi zombie?
• Setiap orang di Facebook sekarang, namun tidak Facebook masih menjadi hal yang berbeda untuk generasi yang berbeda?
• Bagaimana Facebook mengaburkan garis pembatas antara komunikasi pribadi dan massa, dan apa implikasinya tidak terus ini untuk privasi, masyarakat, dan politik?

Argumen-Argumen Untuk Sifat Lunak Sosial

Argumen-argumen untuk sifat lunak sosial The Duke of Wellington dikatakan telah menjadi marah setelah mendengar seseorang merujuk pada kebiasaan sebagai "alam kedua." Dia menjawab alam, "Ini adalah sepuluh kali!" William James juga disebut kebiasaan sebagai roda-terbang dari masyarakat . Kebiasaan, meskipun, secara definisi diperoleh, dan kebiasaan yang berbeda akan baik efek dan penyebab masyarakat sangat berbeda. masyarakat manusia yang berbeda telah mengadakan kode moral yang sangat berbeda. Jadi, terlepas dari apakah ada moralitas objektif atau tidak, manusia jelas mampu menerapkan berbagai kode moral yang berbeda pada diri mereka sendiri. Beberapa berpendapat bahwa peran untuk menumbuhkan datang bukan dari tidak adanya dorongan di alam manusia tetapi dari kebanyakan seperti impuls-begitu banyak, dan begitu kontradiktif, yang memupuk harus seperti mereka dan menempatkan mereka ke dalam hirarki . Beberapa percaya bahwa tidak ada hukum universal tunggal perilaku yang berlaku untuk semua manusia.
Ada banyak undang-undang seperti yang berlaku untuk sebagian besar orang (misalnya, mayoritas orang-orang berusaha menghindari mati), tapi selalu ada pengecualian (beberapa individu melakukan bunuh diri ). Kebanyakan hewan, termasuk manusia, memiliki bawaan pelestarian diri- naluri (takut cedera dan kematian). Fakta bahwa manusia dapat mengesampingkan naluri dasar ini dipandang sebagai bukti bahwa sifat manusia adalah tunduk pada pikiran manusia, dan / atau berbagai faktor di luar. Namun, ini mungkin tidak sepenuhnya unik bagi pikiran manusia, sebagai hewan tertentu diamati sengaja bunuh diri. Akhirnya, telah mencatat bahwa kemajuan terbaru dalam biologi telah membuka pintu untuk manipulasi genetik . Ini berarti bahwa kita akan segera memiliki kemungkinan untuk mengubah gen kita dan karenanya mengubah naluri yang dikodekan dalam gen-gen. (Lihat transhumanism ) dilihat Berpengaruh sifat manusia Banyak sekolah pemikiran yang berpengaruh telah membela konsep-konsep tertentu sifat manusia, dan terintegrasi ke dalam konsep-konsep ide-ide mereka yang lain. Di antaranya adalah Platonisme , Marxisme dan Freudianisme .
Plato Plato mengambil konsepsi alasan dan kehidupan yang diperiksa bahwa ia belajar dari Socrates dan membangun baik metafisika dan, lebih tepatnya kami, sebuah antropologi di sekitarnya. The jiwa dalam Timaeus terdiri dari rasional kecenderungan, penduduk pada manusia kepala , sebuah semangat kecenderungan, penduduk di hati , dan selera binatang, penduduk di perut dan alat kelamin . Tugas "rasional" adalah menjaga dua lainnya kodrat dijinakkan , sebuah concording keyakinan dengan Sofisme , untuk paralel kebaikan dicapai oleh pencipta dunia pada awal alam semesta. Dalam satu menyamarkan atau yang lain, Plato dualisme antara jiwa dan tubuh itu sangat berpengaruh. Ini menyindir itu sendiri dalam ke Kristen teologi - suatu proses yang dimulai, mungkin, seawal Injil Yohanes . Descartes 'terkenal kontras antara jiwa yang berpikir dan tubuh yang diperpanjang adalah mengambil berbeda tentang Plato, sebagaimana Kant s ' kontras antara noumenal dan aspek-aspek fenomenal dari sifat manusia. [9] Aristoteles murid Plato yang paling terkenal membuat beberapa laporan yang paling terkenal dan berpengaruh tentang sifat manusia.
• Manusia adalah 'hewan suami-istri ( Nicomachean Ethics ), yang berarti hewan yang dilahirkan untuk beberapa saat orang dewasa, sehingga bangunan rumah tangga (oikos) dan dalam kasus lebih sukses, sebuah klan atau desa kecil masih berjalan pada garis patriarki.
• Manusia adalah binatang politik (Politik), yang berarti hewan dengan bawaan kecenderungan untuk mengembangkan masyarakat yang kompleks ukuran sebuah kota atau kota (lihat pembagian kerja ). Sebagai binatang politik, berbeda dengan keluarga dan klan hidup, manusia berkembang dalam bukunya rasionalitas - yang paling lengkap dalam pembuatan undang-undang dan tradisi .
• Manusia adalah mimesis hewan (Poetics). Dalam hal ini, Aristoteles menekankan nalar manusia dalam bentuk yang paling murni. Manusia suka dengan penggunaan imajinasi , dan bukan hanya untuk membuat hukum dan menjalankan dewan kota. Jelas bahwa bagi Aristoteles, alasan tidak hanya apa yang paling aneh tentang kemanusiaan, tetapi juga apa yang kami dimaksudkan untuk mencapai yang terbaik nya. Banyak Posisi Aristoteles masih sangat layak dipertimbangkan, tetapi harus disebutkan bahwa gagasan bahwa sifat manusia "berarti" atau dimaksudkan untuk menjadi sesuatu, telah menjadi jauh kurang populer di zaman modern. [10] Rousseau Jean Jacques Rousseau , menulis sebelum Revolusi Perancis , dan jauh sebelum Darwin , terkejut Peradaban Barat dalam bukunya Kedua Wacana dengan mengusulkan bahwa manusia dulunya hewan soliter, dan telah belajar politik. Titik penting tentang ini adalah gagasan bahwa sifat manusia itu tidak tetap, atau setidaknya tidak berada di dekat sejauh yang sebelumnya diusulkan oleh filsuf.
Manusia bersifat politis, dan rasional, dan memiliki bahasa sekarang, tapi awalnya mereka tidak ada hal-hal ini. Rousseau masih melihat dirinya sebagai mahasiswa alam, dan tidak menyangkal keberadaan sifat manusia, tetapi baru sekarang akan didefinisikan dalam istilah nafsu naluriah asli irasional dan amoral manusia, seperti yang berkaitan dengan pelestarian diri . Ini telah dilihat sebagai melanggar dasar untuk perkembangan politik mengejutkan dan 20 abad ke-19, seperti totalitarianisme dan cuci otak . [11] Dia pengaruh penting pada Kant , Hegel dan Marx , tapi dia sendiri dengan jelas bahwa ia sebagian mengembangkan pemikiran Thomas Hobbes .
Karl Marx Konsepsi Karl Marx sifat manusia telah menjadi subyek dari banyak kesalahpahaman.
Hal ini sering percaya bahwa Marx menyangkal bahwa ada alam manusia, dan mengatakan bahwa manusia hanyalah sebuah batu tulis kosong , yang karakter akan tergantung sepenuhnya pada sosialisasi dan pengalaman mereka. Memang benar bahwa Marx mementingkan besar pada pandangan bahwa orang dipengaruhi dan, sebagian ditentukan oleh lingkungan mereka. Tapi setidaknya dalam satu tahap perkembangan, ia memiliki konsep yang sangat kuat dari sifat manusia. Pada tahap itu, Marx membahas konsep 'spesies-esensi' (dari Gattungswesen Jerman, kadang-kadang juga diterjemahkan sebagai 'spesies yang'). Dia percaya bahwa di bawah kapitalisme, kita terasing - yaitu, bercerai dari aspek sifat manusia kita. Dia membayangkan kemungkinan masyarakat berikut kapitalisme yang memungkinkan manusia untuk melaksanakan keseluruhan sifat manusia dan individualitas. Namanya bagi masyarakat ini adalah ' komunisme '. Namun, harus diingat bahwa, sejak hari Marx, istilah ini telah digunakan dengan beberapa arti yang berbeda, tidak semua yang telah kompatibel dengan penggunaan asli Marx. pemahaman Marx tentang sifat manusia tidak hanya berperan dalam kritiknya terhadap kapitalisme, dan dalam kepercayaan bahwa masyarakat yang lebih baik akan mungkin (sebagaimana telah ditunjukkan). Ini juga informasi nya teori sejarah .
Dinamika yang mendasari sejarah, bagi Marx, merupakan pengembangan dari kekuatan produktif . Dalam Ideologi Jerman, Marx mengatakan bahwa dua dari tiga aspek kegiatan sosial yang sejarah tanah adalah kecenderungan manusia untuk bertindak untuk memenuhi kebutuhan mereka, dan selanjutnya, kecenderungan untuk menghasilkan kebutuhan-kebutuhan baru [3] . Kecenderungan manusia, bagi Marx, adalah apa yang mendorong perluasan kekuasaan produktif dalam peradaban manusia. Setelah Ideologi Jerman, namun, menyebutkan 'spesies-esensi' seperti itu hampir tidak ada dari tulisan-tulisan Marx. Beberapa penafsir utama Marx, seperti Louis Althusser , memberhentikan 'spesies-esensi' sebagai tidak relevan dengan "kemudian Marx" tulisan-tulisan, sementara yang lain, seperti Terry Eagleton , percaya tetap menjadi konsep penting dalam memahami Marx. Sekolah Austria Para pemikir dari sekolah Austria ekonomi, pada sekitar tahun 1871-1940, mengembangkan pandangan mereka sendiri sebagian besar yang menentang Marx, dan dalam oposisi kepada sekelompok historis sarjana. Dalam proses ini, mereka mengembangkan pandangan yang khas sifat manusia, meskipun salah satu yang menarik pada filsuf sebelumnya, esp yang dari Pencerahan .
Seperti Descartes atau Kant, para pemikir ini percaya bahwa ada suatu sifat manusia invarian, tetapi bahwa kemajuan adalah mungkin dalam sejarah melalui pemahaman yang lebih lengkap tentang alam itu. psikoanalisis Sigmund Freud Selama periode waktu yang sama, Austria juga membawakan perkembangan psikoanalisis . Pendirinya, Sigmund Freud , percaya bahwa kaum Marxis benar untuk fokus pada apa yang disebutnya "pengaruh yang menentukan keadaan ekonomi pada laki-laki memiliki intelektual mereka, dan artistik sikap etis." Tapi dia berpikir bahwa pandangan Marxis tentang perjuangan kelas adalah satu terlalu dangkal, menugaskan ke konflik berabad-abad yang baru-baru ini, agak, primordial. Di balik perjuangan kelas, menurut Freud, ada berdiri perjuangan antara ayah dan anak, antara pemimpin klan didirikan dan challenger memberontak. Freud juga mempopulerkan pengertian tentang id dan keinginan yang terkait dengan setiap aspek seharusnya kepribadian. EO Wilson sosiobiologi Dalam bukunya ' pertepatan : Kesatuan Pengetahuan '(1998) Edward O. Wilson menyatakan bahwa sudah waktunya untuk kerjasama semua ilmu-ilmu untuk mengeksplorasi sifat dasar manusia. Dia mendefinisikan sifat manusia sebagai kumpulan aturan epigenetik: pola genetik perkembangan mental. fenomena budaya, ritual dll adalah produk, bukan bagian dari sifat manusia. Karya seni, misalnya bukan bagian dari sifat manusia, tapi kita apresiasi seni ini. Dan ini apresiasi seni, atau ketakutan kita untuk ular, atau tabu inses ( Westermarck efek ) dapat dipelajari dengan metode reduksionisme .
Sampai sekarang fenomena ini hanya bagian dari psikologis, studi sosiologis dan antropologis. Wilson mengusulkan itu bisa menjadi bagian dari penelitian lintas disiplin. Sebuah contoh dari rasa takut ini dibahas dalam buku An Instinct untuk Naga [12] , di mana antropolog David E. Jones menyarankan berdasarkan hipotesis bahwa manusia seperti monyet telah mewarisi reaksi naluriah dengan ular, kucing besar dan burung pemangsa. Cerita Rakyat naga memiliki kombinasi fitur yang ketiga, yang akan menjelaskan mengapa naga dengan fitur yang serupa terjadi dalam cerita-cerita dari budaya independen di semua benua. Penulis-penulis lain menyarankan bahwa terutama di bawah pengaruh obat atau dalam mimpi anak-anak, insting ini dapat memberikan meningkat menjadi fantasi dan mimpi buruk tentang naga, ular, laba-laba, dll, yang membuat simbol-simbol populer dalam budaya obat dan dalam cerita dongeng untuk anak-anak. Penjelasan mainstream tradisional dengan naga cerita rakyat tidak namun tidak bergantung pada naluri manusia, tetapi pada asumsi bahwa fosil-fosil, misalnya, dinosaurus memberi meningkat menjadi fantasi serupa di seluruh dunia.

Psikologi dan Biologi

Pertanyaan berdiri lama dalam filsafat dan ilmu adalah apakah terdapat suatu sifat manusia invarian. Bagi mereka yang percaya ada sifat manusia, pertanyaan lebih lanjut meliputi:
• Apakah yang menentukan / membatasi sifat manusia?
• Sejauh mana sifat manusia mudah dibentuk?
• Bagaimana bervariasi antara orang dan populasi?
Karena perilaku manusia yang begitu beragam, bisa sulit untuk menemukan perilaku manusia benar-benar invarian yang menarik bagi filsuf. Seorang yang lebih rendah (tapi masih ilmiah berlaku) standar untuk bukti yang berkaitan dengan "sifat manusia" digunakan oleh para ilmuwan yang mempelajari perilaku . Ahli biologi mencari bukti genetik predisposisi untuk pola perilaku. Perilaku manusia dapat dipengaruhi oleh lingkungan, sehingga penetrasi dari perilaku sifat genetis cenderung tidak diharapkan untuk mencapai 100 persen. Jenis perilaku manusia yang ada kecenderungan genetik yang kuat dapat dianggap sebagai bagian dari sifat manusia.
Dengan kata lain, alam manusia tidak dilihat sebagai sesuatu yang memaksa individu untuk berperilaku dengan cara tertentu, tetapi sebagai sesuatu yang membuat individu lebih cenderung untuk bertindak dengan cara tertentu dibandingkan dengan yang lain. Sebuah bertahan kontroversi psikologi evolusioner seringkali berputar di sekitar "sifat manusia". Common psikologi evolusioner penjelasan mengandaikan bahwa pikiran terdiri dari sejumlah besar berinteraksi adaptasi atau "modul mental", gen-gen yang merupakan warisan manusia biasa dan menghasilkan manusia yang umum fenotipe dalam lingkungan khas di mana manusia menemukan diri mereka sendiri, dan yang merupakan "sifat manusia".
Pandangan ini telah dikritik sebagai esensialis , sebagai mengabaikan "alami" genetik, lingkungan dan variasi individu (dan yang paling dekat Anda bisa datang adalah norma reaksi dan sebagai equivocating antara tingkat gen, perkembangan program dan, sebenarnya manusia psikologi,) / budaya, dan antara individu dan rata-rata penduduk. [3] Tabula rasa John Locke filsafat 's dari empirisme melihat sifat manusia sebagai tabula rasa . Dalam pandangan ini, pikiran adalah saat kelahiran sebuah batu tulis kosong "" tanpa aturan, sehingga data yang ditambahkan, dan aturan-aturan untuk memprosesnya dibentuk hanya oleh pengalaman indrawi kita. [4] Pandangan sebaliknya terlihat di EO Wilson sosiobiologi dan teori terkait erat dari psikologi evolusioner .
Lihat di bawah. Perilaku genetika Para alam versus memelihara perdebatan. perilaku genetika variasi genetik Manusia variasi genetik manusia adalah keanekaragaman genetik manusia dan merupakan jumlah total karakteristik genetik yang diamati pada spesies manusia . Tidak ada dua manusia secara genetik identik, bahkan kembar monozigotik , yang berkembang dari zigot tunggal, memiliki perbedaan genetik jarang terjadi karena mutasi gen selama perkembangan dan jumlah variasi salinan telah diamati. Perbedaan antara individu, bahkan erat individu yang berkaitan, kunci untuk teknik seperti sidik jari genetik .
Alel terjadi pada frekuensi yang berbeda dalam populasi manusia yang berbeda, dengan populasi yang lebih geografis dan ancestrally terpencil cenderung lebih berbeda . Argumen-argumen untuk invarian Semua individu dan semua masyarakat memiliki sama tata bahasa wajah . Semua orang tersenyum yang sama, dan cara kita menggunakan mata kita untuk menyampaikan pengetahuan atau flirtatiousness adalah sama. Evaluasi daya tarik wajah yang konsisten di seluruh ras dan budaya dengan preferensi untuk simetri dan proporsi yang dijelaskan oleh para ilmuwan sebagai penanda kesehatan selama pembangunan fisik yang timbul dari gen baik atau lingkungan yang baik. Manusia betina menemukan wajah laki-laki yang dinilai lebih maskulin dan agresif, kurang feminin dan sensitif, lebih menarik selama ovulasi , mereka tahap siklus haid ketika wanita yang paling subur. keberhasilan ada yang bisa ilmiah menunjukkan dalam menempatkan kembali individu wenangan .
Walaupun individu mungkin mengubah perilaku eksternal mereka (mengambil gunting dengan tangan kanan mereka bukannya kiri, misalnya), kecenderungan internal mereka tidak pernah berubah. Bahkan orang-orang yang kehilangan anggota tubuh , yang secara fisik tidak memiliki kemampuan untuk mengambil gunting dengan tangan kiri mereka, akan mencoba untuk melakukan hal itu jika mereka 'kidal. " Persentase kidal di semua budaya di sepanjang waktu tetap konstan (karena kidal adalah sifat resesif Bayi yang baru lahir, terlalu muda untuk telah terakulturasi untuk melakukannya, memiliki perilaku yang terukur seperti menjadi lebih tertarik pada wajah manusia dibandingkan bentuk lainnya dan memiliki preferensi untuk ibu suara mereka atas setiap suara lainnya. Dalam bukunya Manusia universal , Donald E Brown menyajikan kasus dan mengidentifikasi sekitar 400 perilaku tertentu yang dasarnya invarian antara semua manusia.

Moralitas

Ada sejumlah pandangan tentang asal usul dan sifat manusia moralitas
• realisme moral atau moral objektivisme menyatakan bahwa kode moral yang ada di luar manusia-pendapat bahwa hal-hal tertentu adalah benar atau salah terlepas dari pendapat manusia pada topik. Tujuan moralitas dapat dilihat sebagai berasal dari sifat yang melekat pada manusia, perintah ilahi, atau keduanya.
• subjektivisme moral menyatakan bahwa kode moral tergantung pada pendapat manusia.
• Relativisme moral mengatakan bahwa kode moral adalah fungsi dari nilai-nilai manusia dan struktur sosial, dan terus tidak ada arti di luar konvensi sosial.
• absolutisme moral adalah pandangan bahwa tindakan tertentu benar atau salah terlepas dari konteks.
• Moral universalisme kompromi antara relativisme moral dan absolutisme moral dan berpendapat bahwa ada, atau seharusnya, inti universal moralitas umum.
• nihilisme moral adalah pandangan bahwa moralitas tidak ada.
• Amoralism adalah pandangan bahwa konsep hak moral dan salah tidak memiliki arti tujuan
• Materialisme dan naturalisme filosofis terus bahwa tidak ada tujuan eksternal bagi kehidupan manusia. Para pendukung pandangan ini sering mengadopsi filsafat humanisme sekuler .
• Teleologi berpendapat bahwa ada tujuan melekat pada eksistensi manusia. Tujuan ini mungkin timbul dari sifat inheren dari kemanusiaan itu sendiri (apa yang manusia adalah "seharusnya," seperti dalam kasus objektivis filsafat ), dari itu hubungan manusia kepada ilahi (apa yang Tuhan ingin manusia menjadi, seperti dalam kasus agama ), atau dari keduanya (seperti ketika ilahi perintah dilihat sebagai sesuai dengan sifat yang melekat pada manusia dan kepentingan terbaik kemanusiaan).
• Nihilisme berpendapat bahwa keberadaan tanpa makna objektif, tujuan , atau nilai intrinsik .

Negara Alam

Negara alam mengacu pada pernyataan filosofis tentang kondisi manusia sebelum faktor-faktor sosial yang berlaku, sehingga mencoba untuk menggambarkan alam esensi " sifat manusia". • Pandangan yang melihat manusia sebagai dasarnya baik:
Menurut John Locke , manusia dalam keadaan alamiah memiliki kebebasan yang sempurna untuk memerintahkan tindakan mereka sesuai dengan hukum alam. Locke setuju dengan Thomas Hobbes , bahwa orang bisa melakukannya tanpa harus meminta izin untuk bertindak dari orang lain, karena orang-orang nilai sama. Orang-orang hanya meninggalkan keadaan alam ketika mereka setuju untuk mengambil bagian dalam masyarakat untuk melindungi hak milik mereka.
o Menurut Pelagius , manusia dalam keadaan alamiah tidak tercemar oleh dosa asal , tetapi bukan sepenuhnya mampu memilih baik atau jahat.
o Menurut determinisme sosial dan determinisme biologis , perilaku manusia ditentukan oleh faktor biologis dan sosial, sehingga orang-orang tidak pernah benar-benar harus disalahkan atas tindakan umumnya dianggap "buruk" atau benar-benar dikreditkan dengan tindakan umumnya dianggap "baik." • Pandangan yang melihat manusia secara inheren buruk:
o Menurut Hobbes , manusia dalam keadaan alamiah yang inheren dalam "perang semua melawan semua," dan kehidupan di negara akhirnya "soliter, miskin, keji, kasar, dan pendek." Untuk Hobbes, keadaan alam yang diperbaiki oleh pemerintahan yang kuat. Menurut Locke , sifat manusia adalah bukan alasan hukum. Apa yang masuk akal adalah alam, apa yang alami yang baik. Ketika manusia melakukan hal yang buruk tidak logis terjadi. Menurut Rousseau , manusia dilahirkan alam, berisi dorongan untuk bertahan hidup dan kasihan alam.
o Menurut Protestan doktrin dosa asal , manusia adalah makhluk inheren korup ternoda oleh dosa Adam , dan hanya dapat ditebus oleh kasih karunia Allah melalui iman dalam kebenaran Yesus Kristus , yang mereka yakini sebagai Anak-Nya yang sempurna secara moral. Yang pada gilirannya akan menyelamatkan kita semua dari dosa. Dalam Kristen teologi, yang kelahiran perawan diyakini untuk membuat ini mungkin, karena dosa asal dianggap lulus dari benih manusia. Katolik , bagaimanapun, memegang bahwa kodrat Yesus dan Ibunya Maria , sebagai wadah suci bagi Mesias , yang uncorrupted oleh dosa asal.
o Menurut Bertrand Russell kejahatan moral atau dosa adalah berasal dari naluri yang telah dikirimkan kepada kita dari nenek moyang kita binatang pemangsa. Keturunan ini berasal ketika hewan tertentu menjadi omnivora dan bekerja predasi (pembunuhan dan pencurian) dalam rangka periodik untuk menelan dgn lahap daging serta buah dan menghasilkan hal-hal sekali-hidup lainnya untuk menunjang metabolisme dalam persaingan dengan hewan lain untuk langka-hewan makanan dan makanan-tanaman sumber dalam lingkungan predator di mana kita berevolusi. Dengan demikian, fakta sederhana bahwa kita manusia harus makan kehidupan lain atau lain kelaparan, mati dan membusuk adalah asal primordial kemungkinan kejahatan moral kontemporer dan historis; yaitu hal-hal buruk yang kita lakukan untuk satu sama lain dengan berbohong, menipu, memfitnah, mencuri dan menyembelih. • Lihat yang melihat manusia sebagai memiliki sifat "manusia terluka".
o Menurut Gereja Katolik , manusia diciptakan baik, tetapi luka-luka oleh keputusan sendiri mereka bebas untuk berbuat dosa. Manusia itu dalam keadaan " asli kekudusan dan keadilan , "tetapi kehilangan ini akibat dosa asal , yang dilakukan oleh Adam dan diteruskan oleh dia sebagai keadaan alam untuk keturunannya. Menurut perusahaan Katekismus Gereja Katolik , "sifat manusia belum benar-benar rusak: ini adalah luka-luka dalam kekuatan alam yang tepat untuk itu, tunduk pada kebodohan, penderitaan dan kekuasaan kematian, dan cenderung untuk berbuat dosa - kecenderungan untuk kejahatan yang disebut nafsu berahi . Baptisan, dengan menanamkan kehidupan anugerah Kristus, menghapus dosa asal dan ternyata seorang laki-laki kembali menuju Allah, tetapi konsekuensi bagi alam, melemah dan cenderung kepada kejahatan, bertahan dalam diri manusia dan memanggil dia untuk peperangan rohani.

Bebas Akan Determinisme

Masalah kehendak bebas dan determinisme mendasari banyak perdebatan tentang sifat manusia. Gratis akan , atau lembaga, mengacu pada kemampuan manusia untuk membuat pilihan yang benar-benar bebas (dalam arti tertentu). Yang berkaitan dengan manusia, tesis determinisme menyiratkan bahwa pilihan manusia sepenuhnya disebabkan oleh kekuatan internal dan eksternal.
Incompatibilism berpendapat bahwa determinisme dan kehendak bebas bertentangan (yaitu keduanya tidak mungkin benar).
Incompatibilist dilihat dapat menolak atau menerima kehendak bebas.Incompatibilist dilihat memegang untuk bebas akan meliputi:
 Libertarianisme berpendapat bahwa persepsi manusia pilihan bebas dalam tindakan adalah asli, bukan yang tampaknya asli, sehingga beberapa tindakan kita dilakukan tanpa ada paksaan apapun oleh kekuatan internal atau eksternal untuk melakukannya (yaitu, indeterminism )
 Thomisme menyatakan bahwa manusia memiliki pengalaman asli kehendak bebas, dan pengalaman ini akan bebas adalah bukti sebuah jiwa yang melampaui komponen fisik semata-mata manusia. Incompatibilist dilihat yang menolak bebas akan meliputi:
 Determinisme mengacu pada logika bahwa manusia, seperti semua fenomena fisik, tunduk pada sebab dan akibat. Determinisme juga menyatakan bahwa tindakan kita berasal dari lingkungan , biologis , atau teologis faktor. Kesalahpahaman yang umum adalah bahwa semua determinis adalah fatalists , yang percaya bahwa pembahasan ada gunanya sebagai masa depan sudah mengakibatkan; padahal sebenarnya yang paling determinis memegang gagasan bahwa kita harus hati-hati terhadap tindakan kita dan berunding pada tindakan kita adalah bagian dari interaksi yang rumit antara sebab dan akibat.
 Predestinasi adalah posisi bahwa Allah orchestrates semua kejadian di alam semesta, manusia dan sebaliknya, menurut kehendaknya, namun dia melakukannya dengan cara yang mencakup pilihan bebas dari manusia.
 determinisme biologis dan sosial determinisme adalah pandangan bahwa tindakan manusia ditentukan oleh biologi dan interaksi sosial, masing-masing. Perdebatan antara dua posisi ini dikenal sebagai versus memelihara alam .
Compatibilism adalah pandangan bahwa kehendak bebas dan determinisme konseptual dapat hidup berdampingan. dilihat Compatibilist meliputi:
o compatibilitism Manusia adalah pandangan bahwa mereka yang kompatibel karena akan bebas hanyalah kemampuan hipotetis untuk memilih berbeda jika satu orang berbeda dibuang sesuai dengan faktor-faktor fisik determinisme.
o Molinism adalah pandangan bahwa Allah mampu mentakdirkan semua kejadian di Bumi karena ia tahu sebelumnya apa orang bebas akan memilih.
o compatibilists Kontemporer mencari definisi gratis yang akan memungkinkan determinisme.
Metafisika dan etika Ada beberapa perspektif tentang sifat dasar dan substansi manusia. Ini tidak berarti saling eksklusif, dan daftar berikut ini tidak berarti lengkap:Filosofi naturalisme (termasuk materialisme dan rasionalisme ) meliputi serangkaian pandangan bahwa manusia adalah murni fenomena alam; canggih makhluk yang berevolusi ke kondisi saat kita melalui mekanisme alam seperti evolusi . Humanis filsuf menentukan baik dan jahat oleh menarik bagi kualitas manusia universal, tetapi naturalis lain menganggap istilah ini label hanya ditempatkan pada seberapa baik perilaku individu sesuai dengan harapan masyarakat, dan merupakan hasil dari kami psikologi dan sosialisasi.
• agama Ibrahim (terutama Yudaisme , Kristen dan Islam ) mengatakan bahwa manusia adalah makhluk spiritual yang sengaja dibuat ( ex nihilo ) oleh satu Allah menurut gambar-Nya (menurut mantan dua), dan ada dalam hubungan terus dengan Tuhan. Kebaikan dan kejahatan didefinisikan dalam hal seberapa baik manusia sesuai dengan karakter Allah atau hukum Allah.
• Politeisme atau animisme pengertian berbeda-beda, namun umumnya menganggap manusia sebagai warga negara di dunia yang dihuni oleh spiritual cerdas lain atau mitologi makhluk, seperti dewa , setan , hantu , dll Dalam kasus ini, kejahatan manusia sering dianggap sebagai hasil dari pengaruh supranatural atau kejahatan (meskipun mungkin memiliki banyak penyebab lainnya juga).
• Holistik , panteistik , dan panentheistic tradisi spiritual kemanusiaan sebagai hal yang ada dalam Tuhan atau sebagai bagian dari kosmos ilahi. Dalam hal ini, manusia yang "jahat" biasanya dianggap sebagai akibat dari ketidaktahuan tentang sifat Ilahi ini universal. Tradisi semacam ini termasuk agama-agama India seperti Buddha dan Hindu dan bentuk lain dari filsafat Timur , seperti juga sekolah dari filsafat barat seperti Stoicisme , Neoplatonisme , atau Spinoza 's kosmologi panteistik. Beberapa jenis politeisme , animisme , dan monisme memiliki interpretasi yang sama.
• Beberapa astrolog percaya bahwa kepribadian seseorang dan banyak tantangan yang akan mereka hadapi dalam kehidupan ditentukan oleh penempatan planet-planet , masing-masing mewakili berbagai aspek mental dan fisik alam mereka. Pada waktu kelahiran mereka mungkin menggunakan teknik yang berbeda untuk 'angka kira-kira' isu-isu yang akan berkembang sepanjang hidup mereka dan tindakan yang dapat diambil untuk mendapatkan hasil terbaik.

Sifat Manusia

Sifat manusia adalah konsep bahwa ada satu set yang melekat karakteristik yang berbeda, termasuk cara berpikir , merasa dan bertindak, bahwa manusia cenderung memiliki. Pertanyaan tentang apa yang menyebabkan karakteristik yang membedakan manusia dan bagaimana sifat manusia adalah tetap (misalnya alam versus memelihara ) memiliki implikasi yang penting dalam etika , politik dan teologi karena mereka dianggap sebagai memberikan standar atau norma bahwa manusia dapat digunakan ketika menilai cara terbaik untuk hidup . Implikasi kompleks diskusi seperti itu sering tema yang dibahas dalam seni .
Cabang-cabang ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan studi sifat manusia termasuk sosiologi , sosiobiologi dan psikologi , terutama psikologi evolusioner dan psikologi perkembangan . Sejarah Singkat konsep Dalam pemahaman ilmiah modern pra- sifat , sifat manusia dipahami dengan mengacu pada akhir dan formal penyebab . pemahaman seperti menyiratkan adanya suatu yang ideal , "ide," atau " bentuk "dari seorang manusia yang ada terlepas dari individu manusia. (Hal ini pada gilirannya kadang-kadang dipahami untuk menyiratkan adanya suatu kepentingan ilahi di alam manusia.) Keberadaan sebuah sifat manusia invariabel adalah subyek perdebatan historis banyak, terus ke zaman modern. Paling terkenal, Darwin memberikan argumen ilmiah diterima secara luas bahwa manusia dan spesies hewan lainnya tidak memiliki sifat tetap benar-benar, setidaknya dalam jangka panjang.
Sebelum dia, sifat lunak manusia, bahkan dalam satu masa kehidupan, telah ditegaskan oleh Jean Jacques Rousseau Sejak pertengahan abad ke-19, konsep sifat manusia telah dipertanyakan oleh para pemikir seperti Hegel , Marx , Nietzsche , Sartre , sejumlah strukturalis dan postmodernis . perspektif ilmiah seperti behaviorisme , determinisme , dan model kimia dalam modern psikiatri dan psikologi , yang netral tentang sifat manusia. Mereka dapat ditawarkan untuk menjelaskan asal-usulnya dan mekanisme yang mendasarinya, atau untuk menunjukkan kapasitas untuk perubahan dan keanekaragaman yang arguably melanggar konsep sifat manusia tetap.

Rabu, 07 April 2010

Integritas Dalam Kaitannya Dengan Kondisi Sosial dan Politik

Bahkan dimana dimensi sosial dan politik dibahas integritas, integritas sering dianggap sebagai sebagian besar merupakan urusan pribadi atau pribadi-meskipun satu dengan implikasi penting dalam lingkup publik. Kurang perhatian telah diberikan kepada cara-cara sosial (misalnya keluarga, bisnis, agama) dan politik (misalnya bentuk pemerintahan) struktur dan proses yang dapat mempengaruhi integritas pribadi. Mereka dapat melakukan hal ini baik dengan mempromosikan atau merusak fitur penting untuk memiliki atau berlatih integritas, atau dengan membantu, bersekongkol, atau yang bertentangan dengan defeaters integritas (misalnya menipu diri sendiri). Jika integritas adalah sebagai sentral dan penting kebajikan sebagai karya baru pada topik tersebut menunjukkan, maka idealnya lembaga-termasuk bentuk pemerintahan dan ekonomi pengaturan-yang membantu membentuk keluar hidup harus terstruktur dengan cara-cara yang mempromosikan integritas.
Diperdebatkan, hal ini tidak terjadi, dan mengapa hal itu tidak mungkin terjadi, dan bagaimana mengubahnya, adalah sebagai banyak masalah bagi filsafat sosial dan politik, dan etika secara umum, seperti pada psikologi filosofis. Susan Babbitt (1997, hal 118) mengatakan bahwa account yang memadai dari integritas pribadi harus: ... Mengakui bahwa beberapa struktur sosial dari jenis yang salah sama sekali untuk beberapa individu untuk dapat mengejar integritas pribadi, dan bahwa pertanyaan-pertanyaan tentang sifat moral masyarakat sering perlu diminta terlebih dahulu sebelum pertanyaan tentang integritas pribadi benar dapat ditingkatkan. Pertanyaan tentang integritas dapat berubah menjadi, bukan tentang hubungan antara karakteristik individu, kepentingan, pilihan dan seterusnya, dan masyarakat, melainkan tentang bagaimana bentuk rupa masyarakat adalah dalam hal mana seorang individu datang untuk memiliki kepentingan tertentu, karakteristik , dan seterusnya. Ini tidak berarti bahwa pertanyaan tentang integritas moral sepenuhnya pribadi, tidak harus dilakukan dengan karakteristik istimewa dari individu-individu, melainkan, ini menunjukkan bahwa sangat arti integritas pribadi dalam kasus tertentu kadang-kadang tergantung pada pertimbangan yang lebih umum tentang sifat masyarakat yang membuat beberapa properti istimewa mengidentifikasi dan lain tidak. Mengejar integritas pribadi yang memadai sering tergantung, tidak begitu banyak pada pemahaman yang satu dan yang Anda percaya dan berkomitmen untuk, melainkan memahami apa seseorang masyarakat dan membayangkan apa yang bisa. Babbitt secara eksplisit link integritas pribadi untuk struktur politik dan sosial dengan cara yang memperluas konsep integritas.
Apa yang dikatakannya ini berlaku untuk semua pandangan yang telah kita diskusikan. Tapi rekeningnya juga memungkinkan kita untuk memunculkan pertanyaan tentang hubungan antara struktur sosial dan integritas pribadi. Pertanyaan yang paling umum adalah jenis masyarakat apa dan apa jenis praktik dalam suatu masyarakat yang paling kondusif untuk integritas pribadi? Jika masyarakat disusun sedemikian rupa sehingga melemahkan upaya masyarakat di baik mengetahui atau bertindak atas komitmen mereka, nilai-nilai dan keinginan, maka struktur seperti ini bertentangan dengan integritas. Dan jika integritas tersambung ke kesejahteraan, kemudian kondisi sosial dan politik yang merugikan adalah ancaman-tidak hanya merupakan ancaman utama, tetapi juga ancaman-harian untuk kesejahteraan. Abad kedua puluh istilah teknis untuk mismatch ini adalah keterasingan. hasil Keadaan mengasingkan diri ketika orang bingung atau konflik-yang tanpa henti terkena, misalnya, untuk pembuatan sosial tidak sesuai keinginan-bahwa mereka mengambil peran-peran mereka secara keliru percaya bahwa mereka inginkan atau menipu diri mereka sendiri tentang keinginan. Apakah kondisi politik dan sosial dalam demokrasi liberal kontemporer yang kondusif baik untuk memperoleh pemahaman-diri yang diperlukan untuk integritas dan, lebih umum, dengan bisnis bertindak dengan integritas? Secara historis, salah satu cita-cita yang mengatur masyarakat demokrasi liberal adalah untuk menyediakan warga negaranya, bukan dengan barang yang mereka inginkan, tetapi dengan barang primer tertentu, seperti kebebasan, dan dengan politik / sosial / struktur budaya (hukum, kode, lembaga, praktek , dan sebagainya) yang memfasilitasi kapasitas mereka untuk mendapatkan barang yang mereka inginkan untuk diri mereka sendiri. Ini adalah salah satu alasan pendidikan selalu memainkan peran penting dalam diskusi tentang bentuk-bentuk demokrasi liberal-hidup. Pendidikan dilihat sebagai struktur penting dalam fasilitasi pengejaran individu 'barang yang dipilih.
Seperti pandangan instrumental pendidikan agak sempit dan mengabaikan peran apapun untuk penanaman sarana untuk memilih barang dengan bijak. Integritas membutuhkan lebih dari fasilitasi kapasitas instrumental untuk barang yang diinginkan diperoleh. Hal ini membutuhkan hikmat dan pengetahuan diri untuk memilih barang yang tepat, tujuan yang bermanfaat, dan sebagainya. Hal ini, mungkin, sulit untuk melihat struktur-struktur yang masih ada pendidikan sosial memainkan peran yang sangat signifikan dalam proses ini, dan lebih sulit lagi untuk membayangkan nyata lembaga-lembaga yang kompatibel dengan tuntutan dan keterbatasan kontemporer-kehidupan yang akan. Jika struktur pendidikan sosial gagal untuk memfasilitasi kehidupan integritas, struktur lain mungkin positif bermusuhan untuk itu. Diperdebatkan, dan meskipun apa yang mungkin tampak seperti pilihan yang luar biasa, pasar kerja yang terstruktur dengan insentif keuangan dan lainnya, kesempatan terbatas dan sewa ekonomi.
Hasilnya adalah bahwa banyak orang memilih karir mereka tidak benar-benar ingin dan yang mereka nyaris tidak cocok. Ada banyak cara lain mungkin lebih mudah di mana struktur sosial dan budaya dapat bertentangan dengan mengejar integritas. Ideologi cinta, misalnya, dapat merusak integritas pecinta, karena dapat mengurangi kemungkinan kasih yang tulus dan realistis. Dalam kehidupan profesional, orang mungkin dipanggil (bukan hanya secara diam-diam) untuk berbohong, menggertak atau memanipulasi kebenaran dengan cara-cara yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi integritas mereka. Pembangunan pernyataan misi atau rencana strategis dalam beberapa cara undangan terbuka untuk menyembunyikan, calo dan mengaburkan. Harapan bahwa satu 'menjual diri' atau 'menjual perusahaan menyediakan pahala yang jelas untuk orang-orang munafik dan penjilat. Dan ada berbagai jenis penilaian, laporan dan proses aplikasi yang mendorong baik penipuan dan menipu diri sendiri. Jika ini benar, maka masyarakat kontemporer adalah bertentangan dengan integritas hidup dengan cara skala kecil banyak. Broad struktur sosial juga memiliki dampak merugikan pada kapasitas kita untuk hidup dengan integritas dan di sini, tentu saja, efek dari rezim totaliter lebih ekstrim daripada demokrasi liberal. Mereka yang tertindas tampaknya berada dalam hubungan paradoks dengan integritas. Di satu sisi, anggota kelompok tertindas akan tampaknya akan kehilangan kondisi untuk mengembangkan integritas: kebebasan untuk membuat pilihan cara bertindak dan berpikir. Sebagai Babbitt (1997, hal 118) mencatat, salah satu kebutuhan untuk dapat membuat pilihan untuk mengembangkan macam kepentingan dan keprihatinan yang penting dalam menjalani hidup integritas.
Di sisi lain, orang tertindas sering mampu merefleksikan realitas politik dan sosial dengan pemahaman yang lebih besar karena mereka tidak mendapatkan manfaat dari mereka. Mereka tidak memiliki insentif untuk mengadopsi sikap self-deceptive/self-protective tentang keadaan penindasan atau melihat masa lalu mereka dengan kebutaan nyaman. kelompok Tertindas Oleh karena itu memiliki semua lingkup yang lebih untuk berpikir tentang realitas sosial dengan integritas, dan bertindak keluar dari pemahaman ini dengan integritas. Sebuah kapasitas untuk refleksi dan pemahaman memungkinkan seseorang untuk bekerja terhadap integritas meskipun tidak menjamin bahwa salah satu ideal mencapai integritas. Setiap upaya untuk berjuang untuk integritas harus memperhitungkan pengaruh konteks sosial dan politik. Jenis masyarakat yang cenderung lebih kondusif untuk integritas adalah salah satu yang memungkinkan orang untuk mengembangkan dan memanfaatkan kemampuan mereka untuk refleksi kritis, salah satu yang tidak memaksa orang untuk mengambil peran khusus karena jenis kelamin atau ras atau lainnya alasan, dan satu yang tidak mendorong individu untuk mengkhianati satu sama lain, baik untuk melarikan diri penjara atau untuk memajukan karir mereka. Masyarakat dan struktur politik dapat menjadi bertentangan dan menguntungkan bagi pengembangan integritas, kadang-kadang keduanya sekaligus.

Integritas dan Moral Teori

Terlepas dari kenyataan bahwa itu adalah agak sulit, konsep integritas telah memainkan peran penting dalam diskusi kontemporer tentang teori moral. Garis penting dan berpengaruh argumen, pertama kali dikembangkan oleh Bernard Williams, berusaha untuk menunjukkan bahwa teori-teori moral tertentu tidak cukup menghormati integritas agen moral. (Lihat Williams 1973 & 1981.) Ini telah menjadi jalan penting dari kritik terhadap teori moral modern. (Lihat, misalnya, Scheffler Lomasky 1993 dan 1987.) teori-teori moral modern, sebagian besar wakil yang utilitarianisme dan teori moral Kant, tidak peduli diri secara langsung dengan kebajikan dan karakter. Sebaliknya, mereka terutama prihatin untuk menggambarkan secara moral tindakan yang benar. Teori-teori moral tindakan yang benar pada umumnya bercita-cita untuk mengembangkan kriteria yang digunakan untuk mengkategorikan tindakan sebagai kewajiban moral, moral diperkenankan, atau moral yg tdk diizinkan. Beberapa teori-teori moral tindakan yang benar juga memperkenalkan kategori yg berlebihan: suatu tindakan yg berlebih-lebihan jika dan hanya jika secara moral terpuji, tapi tidak wajib.
Kedua teori perhatian utama untuk Williams utilitarianisme dan teori moral Kant, dan kedua biasanya ditafsirkan sebagai dengan menghindari kategori yg berlebih-lebihan. (Lihat Baron 1995 untuk argumen bahwa teori moral Kant tidak membutuhkan untuk kategori yg berlebih-lebihan.) Williams menyatakan bahwa kedua utilitarianisme dan teori moral Kant yang sangat tidak masuk akal karena mereka merusak integritas efek. Argumen-Nya terhadap utilitarianisme membuat daya tarik lebih transparan dengan konsep integritas dan inilah argumen bahwa kita memeriksa di sini. (Tapi lihat Herman 1983, Rogerson 1983, Jensen 1989, dan Baron 1995, bab empat, untuk diskusi kritis argumen Williams melawan teori moral Kant.) Williams argumen terhadap utilitarianisme diarahkan terhadap versi tertentu dari utilitarianisme-utilitarianisme-bertindak.
Hal ini, sangat kasar, pandangan bahwa agen adalah untuk menganggap semua wajib secara moral dan tindakan-satunya yang memaksimalkan kesejahteraan umum. Teori tindakan-utilitarian bahwa Williams mengkritik memiliki fitur penting: itu bercita-cita untuk menjelaskan bentuk musyawarah moral yang benar. Itu tidak lebih dari menentukan apa itu untuk tindakan secara moral benar, menetapkan bagaimana seorang agen harus berpikir tentang keputusan moral. Agen harus berpikir tentang mana di antara tindakan yang tersedia bagi mereka akan memaksimalkan kesejahteraan umum dan memutuskan untuk bertindak sesuai. Perhatikan bahwa teori ini sama sekali tidak memihak dan bahwa hal itu tidak membuat ruang bagi agen untuk memberikan bobot yang khusus untuk komitmen pribadi, penyebab, proyek, dan sejenisnya. Undang-utilitarianisme tidak mengenal lingkup pribadi kegiatan refleksi moral yang beroperasi hanya sebagai kendala-sisi. Menurut Williams, seorang agen yang mengadopsi versi utilitarianisme akan menemukan dirinya tidak mampu untuk hidup dengan integritas. Seperti yang ia katakan, menjadi benar-benar berkomitmen untuk bertindak-utilitarianisme adalah bagi seseorang untuk menjadi terasing: dalam arti sebenarnya dari tindakannya dan sumber tindakan dalam keyakinannya sendiri.
Hal ini untuk membuatnya menjadi saluran antara input proyek semua orang, termasuk sendiri, dan sebuah output keputusan optimific, tetapi ini adalah untuk mengabaikan sejauh mana tindakan dan keputusannya harus dilihat sebagai tindakan dan keputusan yang mengalir dari proyek-proyek dan sikap yang ia paling erat diidentifikasi. Oleh karena itu, dalam arti yang paling harfiah, serangan terhadap integritas. [Williams (1973, hal 117)] Williams argumen didasarkan pada teori identitas integritas, dibahas di atas. Integritas, pada pandangan ini, mengharuskan orang bertindak berdasarkan keyakinan mereka sendiri, yaitu, dari komitmen yang mereka sangat mengidentifikasi. Undang-utilitarianisme berusaha untuk mengganti motivasi pribadi semacam ini dengan alasan utilitarian tidak memihak. argumen Williams tampaknya membuat bertindak dengan integritas yang tidak kompatibel dengan bertindak sesuai dengan tindakan-utilitarianisme. Williams mengembangkan titik dengan dua contoh terkenal dan banyak dibahas. (1972, hal 97-99).. Contoh yang paling menggambarkan argumennya melibatkan sosok George, lulusan doktor dalam kimia baru yang mengalami kesulitan mencari pekerjaan. George memiliki anak-anak muda.
Dia juga memiliki kesehatan yang buruk, membatasi kesempatan pekerjaannya. (Tanpa nama) istri George harus bekerja untuk mendukung keluarga dan cerita Williams ini menyebabkan banyak ketegangan pada keluarga. George memiliki komitmen yang kuat untuk pasifisme, keyakinan sebesar komitmen identitas-berunding. Sebuah dilema muncul untuk George ketika lebih rekan senior mengatakan kepadanya tentang pekerjaan layak dibayar di laboratorium melakukan pekerjaan pada perang biologi dan kimia. Jika George tidak mengambil pekerjaan itu, akan hampir pasti pergi ke apotik lain, satu tanpa komitmen pasifis George's, yang akan mengejar pengembangan senjata biologi dan kimia lebih keras daripada George. Apakah George menerima pekerjaan atau tidak? Kesimpulan-utilitarian tindakan yang paling mungkin di sini adalah bahwa George harus menerima tugas itu. Hal ini akan berkontribusi besar terhadap kesejahteraan keluarganya serta mungkin memberikan kontribusi untuk kesejahteraan umum oleh forestalling beberapa perkembangan yang relatif bersemangat senjata pemusnah massal. Ditimbang di neraca adalah perasaan George dalam hal ini. Perhitungan utilitarian, jika benar-benar tidak keluar dengan cara ini, adalah menuntut pengorbanan George: bahwa ia menyisihkan menentang, dan membenci, pengembangan senjata biologi dan kimia dan berurusan dengan kepedihan dan keterasingan yang mungkin hasil dari bekerja di laboratorium. Menurut Williams, bagaimanapun, tindakan-utilitarianisme dalam kenyataannya tuntutan yang berbeda dari George pengorbanan. Hal ini menuntut bahwa ia bertindak tanpa integritas, meninggalkan atau mengabaikan komitmen yang sudah berjalan lama, identitas-berunding untuk pasifisme hanya karena maksimum kesejahteraan umum yang akan ditemukan di tempat lain. Ini adalah contoh hanya satu, terutama akut, dari kecenderungan musyawarah utilitarian memihak untuk menjalankan mengindahkan seseorang identitas-berunding komitmen, memperlakukan mereka sebagai tidak lebih dari satu sumber utilitas antara lain.
Secara umum, Williams menyimpulkan, identitas-berunding komitmen tidak dapat memutar jenis peran dalam pertimbangan moral tindakan-utilitarian yang dibutuhkan bagi seorang agen untuk bertindak dengan integritas, yaitu, bagi seorang agen untuk bertindak dengan keyakinan asli dalam hal kuburan, identitas -menentukan penting bagi mereka. Williams kritik tentang utilitarianisme telah mencetuskan sastra besar dan penting di mana argumen telah ditafsirkan dan ditafsirkan kembali, redrafted, dan banyak dikritik. Ada, tetap, tiga jalur utama dari respon untuk mengkritik Williams dari utilitarianisme. Kami menganggap mereka pada gilirannya. Jawaban pertama dasarnya mengakui titik dan menawarkan dalam tanggapan pengembangan teori moral utilitarian, satu bertujuan untuk menghindari kekurangan yang Williams berusaha untuk menunjukkan. Satu cara untuk melakukan ini adalah dengan air bawah ketidakberpihakan teori utilitarian, yang secara eksplisit anjak dalam diperbolehkannya memberikan bobot ekstra untuk proyek-proyek sendiri pribadi, komitmen, dan sebagainya. (Lihat Scheffler 1993 untuk pengembangan pandangan ini, dan Harris 1989a dan 1989b untuk kritik terhadap kecukupan respons ini.) Cara lain untuk mencoba dan memperbaiki utilitarianisme dalam menanggapi argumen Williams adalah untuk memajukan suatu bentuk kurang ambisius teori moral utilitarian. Ingatlah bahwa Williams mengkritik versi musyawarah-utilitarian tindakan moral, sehingga orang dapat menanggapi dengan menjelaskan versi dari tindakan-utilitarianisme yang tidak menentukan bentuk pertimbangan moral. Sebuah teori moral, pada pandangan ini, terutama menjelaskan tindakan secara moral benar dan tidak secara otomatis memerlukan pertimbangan teori moral yang benar.
Jadi seseorang bisa berlangganan account utilitarian tindakan-tindakan yang benar secara moral sementara tidak menuntut bahwa seseorang seperti kehidupan pendekatan George oleh berunding dengan cara yang sangat utilitarian. Namun ada, sejumlah kesulitan dengan memisahkan teori tindakan secara moral benar dan pertimbangan moral yang benar dengan cara ini. Untuk satu hal, tampaknya untuk menghilangkan teori tentang tindakan moral yang benar dari banyak titik. Apa sih maksudnya, orang mungkin bertanya, dari berlangganan ke teori moral jika tidak menawarkan panduan praktis yang jelas tentang bagaimana orang harus bertindak? (Lihat Williams 1981a untuk diskusi mengenai hal ini) Meskipun demikian., Telah ada upaya untuk mengembangkan dan memotivasi versi utilitarianisme tidak menentukan metode musyawarah moral. (Lihat Railton 1986 untuk pengembangan seperti melihat dan Harcourt 1998 untuk kritik itu.) Sebuah garis mungkin kedua tanggapan terhadap argumen ini adalah untuk menyangkal argumen pengandaian Williams bahwa adalah absurd untuk sebuah teori moral untuk merusak integritas. Mungkin saja bahwa tuntutan moral atas kita benar-benar sangat ketat, dan identitas-berunding komitmen kadang-kadang harus (mungkin sering) dikorbankan demi kepentingan, katakan, kita bertindak untuk memperbaiki penderitaan dapat dicegah. Satu bahkan mungkin menganggapnya sebagai kebajikan dari utilitarianisme yang benar-benar menunjukkan bagaimana sulitnya untuk mempertahankan integritas seseorang ketika berhadapan dengan dunia penderitaan besar dan mudah dicegah. (Lihat Ashford 2000 untuk argumen di sepanjang garis-garis ini.) Yang ketiga, dan paling berpengaruh, garis respon berpendapat langsung menentang gagasan bahwa utilitarianisme tuntutan bahwa agen bertindak bertentangan dengan keyakinan mereka. Utilitarianisme tuntutan bahwa agen mengadopsi cita-cita utilitarian; bahwa agen-agen memberi cita-cita utilitarian jenis prioritas yang akan mereka berfungsi sebagai pusat komitmen identitas-Anugerah hidup mereka. Jadi utilitarianisme tidak menuntut bahwa seseorang hidup tanpa identitas-berunding komitmen sama sekali, tapi yang satu hidup dengan identitas-utilitarian berunding komitmen. Apakah George utilitarian, ia tidak akan bertindak melawan keyakinannya dengan mengambil pekerjaan di pabrik senjata kimia. Dia tidak kehilangan integritasnya hanya berdasarkan atas komitmennya untuk utilitarianisme.
Williams tampaknya bingung kasus di mana suatu George utilitarian tindakan terhadap kepentingan pribadinya (dalam hal integritas akan diawetkan) dengan kasus di mana suatu George non-utilitarian bagaimanapun dibujuk untuk bertindak sebagai utilitarian (dalam hal integritas tidak akan dipertahankan). Bertindak sebagai utilitarian ketika seseorang tidak memiliki simpati dengan utilitarianisme juga dapat mengurangi integritas seseorang, tapi seperti kehilangan integritas bukan disebabkan utilitarianisme dan tidak memiliki bantalan pada utilitarianisme masuk akal sebagai teori moral. (Lihat Carr 1976, Trianosky Blustein 1986 dan 1991 untuk versi kritik ini.) Hal itu akhirnya tidak diselesaikan, namun, untuk menyadari bahwa kritik Williams adalah didasarkan pada versi dari teori identitas integritas. Sebagaimana telah kita lihat, ada calon lain yang masuk akal untuk account integritas dan kritik utilitarianisme mungkin berhasil dengan baik dalam hal mereka. Masalah utama adalah apakah komitmen utilitarian adalah kompatibel dengan account memuaskan integritas, dan jika demikian, apakah integritas adalah nilai tersebut dan pentingnya bahwa bentrokan antara integritas dan komitmen utilitarian merusak moral masuk akal teori utilitarian. Account yang memadai integritas perlu menangani masalah ini dan untuk menangkap intuisi dasar tentang sifat integritas: integritas bahwa orang-orang mungkin berbeda tentang apa yang benar tetapi rakasa moral tidak bisa memiliki integritas.

Jenis Integritas

Referensi untuk berbagai jenis integritas, seperti integritas intelektual dan artistik, abound dalam literatur filosofis pada integritas dan wacana sehari-hari. Karena integritas melibatkan mengelola beberapa komitmen dan nilai-nilai, orang mungkin menduga bahwa jenis seperti integritas hanya manifestasi dari integritas keseluruhan seseorang, atau integritas pribadi mereka. Namun, ada banyak orang yang kita cenderung untuk mengatakan punya intelektual tapi tidak-atau integritas pribadi yang memiliki lebih dari mantan daripada yang kedua. Jika ada pemisahan radikal antara jenis integritas yang dituntut dalam satu bidang kehidupan dan lain, integritas keseluruhan, atau integritas pribadi, dapat merusak, atau setidaknya sangat menantang. Mungkin ada, misalnya, terjadi konflik antara jenis integritas, seperti antara integritas intelektual dan moral. (Lihat Kode 1983, pp. 268-282; Kekes 1983, pp 512-516..) Apakah integritas dalam satu bidang kehidupan akan mengalir ke orang lain? Hal ini dimungkinkan, dalam jenis refleksi dan penilaian diri yang masuk ke dalam mempertahankan integritas dalam satu lingkungan hidup dapat membantu orang untuk mencerminkan sama di bidang-bidang lain. Namun, mengingat kapasitas manusia dan kebutuhan kompartementalisasi, atau psikologis memisahkan bagian-bagian yang berbeda dari kehidupan mereka, efek ini tidak selalu terjadi.
Hubungan antara berbagai jenis integritas dan moral dan integritas pribadi harus hati-hati memetakan. Apakah integritas permainan zero-sum, sehingga misalnya, integritas lebih artistik seseorang, semakin sedikit dia dalam kehidupan pribadi? Ini tampaknya tidak perlu untuk kasus ini. Pada saat yang sama, kurangnya integritas dalam satu aspek kehidupan tidak berarti akan ada kekurangan dalam aspek kehidupan lainnya. Agaknya, orang bisa kurangnya integritas pribadi, tetapi masih memiliki integritas di beberapa daerah terlarang kehidupan, seperti dalam intelektual dan kesenian. Sebuah pertanyaan yang terkait adalah bagaimana berbagai jenis integritas yang terkait dengan integritas moral. Stan Godlovitch (1993, hal 580) mengatakan bahwa integritas profesional, misalnya, lebih lemah dari integritas moral, dan lebih seperti etiket. Baginya (1993, hal 573), perdagangan integritas 'antara norma-norma persatuan dan kejujuran'. Lebih khusus lagi, Godlovitch (1993, hal 580) berpendapat bahwa tanggung jawab pemain, misalnya, adalah kuasi-moral, mereka tidak benar-benar moral karena mereka internal untuk profesi.
Namun, tampaknya masuk akal untuk mempertahankan integritas profesional yang lebih baik dipahami sebagai suatu kontribusi penting bagi hidup kehidupan moral. integritas profesional khusus untuk bidang profesi, namun tidak sepenuhnya terlepas dari moralitas. Satu juga dapat bertanya bagaimana jenis integritas dibedakan satu sama lain. Halfon (1989, hal 55) berpendapat bahwa kita membedakan antara jenis integritas dalam hal komitmen untuk jenis tertentu berakhir, prinsip dan cita-cita. Namun, tidak setiap akhir menciptakan jenis berbeda integritas. Sepele berakhir, seperti kereta-bercak, jangan memperkenalkan spesies baru integritas. Untuk menghitung sebagai jenis integritas, bidang aksi dan komitmen dalam pertanyaan harus pengejaran manusia yang kompleks dan berharga yang memiliki cara yang berbeda di mana integritas terbukti.
Kuatnya contoh adalah integritas intelektual dan integritas artistik. Pada cara memandang masalah, integritas pribadi dan berbagai tipe khusus dari integritas cenderung dijalankan bersama-sama. Integritas dilihat sebagai satu kebajikan: dasarnya kebajikan yang sama diharapkan dari pasangan hidup seseorang, teman, karyawan, imam, guru, atau politisi. (Lihat Benjamin, 1990; Calhoun, 1995; Halfon, 1989; dan Grant, 1997) Profesional. Integritas kemudian menjadi soal sejauh mana seseorang menampilkan integritas pribadi dalam kehidupan profesional. Halfon (1989, hal 53), misalnya, berpendapat bahwa jenis integritas mungkin tumpang tindih, "Jadi orang yang adalah seorang seniman dengan profesi mungkin akan memiliki integritas profesional dan artistik dalam kebajikan dan melaksanakan satu tindakan yang sama atau memenuhi salah satu dan komitmen yang sama '. Namun demikian, baik alasan untuk menolak ini berjalan bersama-sama dari berbagai jenis integritas.
Di tempat pertama, harapan kami sah orang harus peka terhadap peran kita diam-diam atau secara eksplisit sepakat bahwa mereka melakukan. Jika kita mengharapkan orang untuk bertindak dengan integritas dalam konteks profesional tertentu, maka penilaian kita dari mereka harus didasarkan pada pemahaman tentang konteks ini: tugas khusus, kewajiban, hak, kompetensi, dan sebagainya. Apa itu untuk menampilkan integritas dalam satu profesi tidak perlu, karena itu, membawa ke profesi lainnya, dan perbedaan antara bertindak dengan integritas dalam satu konteks mungkin tidak berbagi mata uang bersama dengan apa yang adalah bertindak dengan integritas dalam konteks lain. Tampaknya bahwa konsep integritas tidak dapat dibatasi ke dalam tipe tanpa karakterisasi spesifik dari macam tantangan dan bahaya yang dihadapi dalam bidang yang relevan tindakan. Pertimbangkan contoh integritas intelektual. integritas intelektual Istilah 'adalah ambigu antara integritas intelektual dan integritas intelektual. Sementara itu harus, secara umum, dapat ditafsirkan secara luas, sebagai integritas intelek, dan dengan demikian berlaku untuk siapa pun yang berpikir, di sini kita akan berkonsentrasi pada integritas intelektual, atau integritas akademik itu sebagai kebajikan, sebagai Susan Haack meletakkannya. (1976, hal 59) Cendekiawan mungkin berbeda pada sejauh mana mereka memberikan contoh kebajikan intelektual seperti kejujuran, ketidakberpihakan, dan keterbukaan terhadap pandangan orang lain.
Integritas intelektual kemudian dapat dianggap sebagai kebajikan over-melengkung yang memungkinkan dan meningkatkan kebajikan ini masing-masing dengan menjaga keseimbangan yang memadai antara mereka. Halfon (1989, hal 54) berpendapat bahwa Sokrates memiliki komitmen untuk mengejar kebenaran dan pengetahuan, dan ia menunjukkan integritas intelektualnya dalam menghadapi serangan di atasnya. Socrates mungkin merupakan contoh yang luar biasa dari seseorang integritas intelektual; namun, ada lebih banyak integritas intelektual daripada memiliki komitmen untuk kebenaran dan pengetahuan. Integritas intelektual sering dicirikan sebagai semacam 'openness'-keterbukaan untuk kritik dan ide-ide orang lain. Namun, jika ada yang terlalu terbuka, orang bisa menyerap pengaruh terlalu banyak untuk dapat benar mengejar garis pemikiran. Jadi account yang memadai integritas intelektual harus memasukkan klaim yang saling bertentangan: yang satu harus terbuka untuk ide-ide baru tetapi tidak kewalahan oleh mereka. Account integritas intelektual harus mengenali sumber-sumber lain dari konflik dan godaan yang menghalangi integritas intelektual, seperti godaan yang ditawarkan oleh komersialisasi penelitian, menipu diri sendiri tentang sifat pekerjaan seseorang, dan konflik antara mengejar bebas ide dan tanggung jawab kepada orang lain. Ada berbagai kebajikan intelektual sering dikutip pusat konsepsi kita tentang integritas intelektual, seperti kejujuran, keberanian, dan keadilan. Masuk akal, kebajikan seperti sensitivitas dan perceptiveness atau insightfulness juga harus ditambahkan. Dalam Virtues dari Pikiran, Linda Zagzebski (1996, hal 114) memberikan daftar yang sangat komprehensif dari kebajikan intelektual, menambahkan item seperti kerendahan hati intelektual, ketekunan, kemampuan adaptasi dan bercakap-cakap. Kepemilikan kebajikan ini adalah bagian dari apa artinya bagi seseorang untuk memiliki integritas intelektual, meskipun mereka mungkin ada dalam berbagai derajat tanpa merusak integritas keseluruhan intelektual seseorang. Ada berbagai macam tindakan yang diharapkan dari orang integritas intelektual juga: misalnya, karena melawan plagiarisme, menolak untuk menekan counter-argumen, dan konsisten mengakui membantu. Fakta bahwa ada sejumlah kebajikan intelektual yang berbeda, melibatkan berbeda, dan kadang-kadang bertentangan, kecenderungan untuk bertindak, berarti bahwa kita memiliki kebutuhan untuk menyeimbangkan atau mengelola kebajikan. Misalnya, seseorang yang memiliki keberanian intelektual terlalu banyak mungkin menjadi dogmatis, dan orang yang mungkin akan terlalu memihak kurangnya keyakinan.
Tampaknya masuk akal untuk mengatakan bahwa integritas adalah bahwa kualitas intelektual yang memungkinkan seseorang untuk menyeimbangkan berbagai tuntutan pekerjaan intelektual dan kebajikan intelektual nyata dalam urutan yang tepat. Saldo ini tidak dapat dipertahankan tanpa batas tertentu refleksi pada hubungan antara komitmen intelektual yang berbeda. Pentingnya refleksi integritas intelektual yang tepat untuk menunjukkan bahwa, seperti integritas pribadi, itu terkait erat dengan pengetahuan diri. Pengetahuan diri tampaknya penting untuk integritas pada umumnya, dan mengingat bahwa masalah integritas intelektual pengetahuan itu sendiri, hubungan antara memiliki integritas intelektual dan pengetahuan diri sangat dekat. Hubungan dekat mungkin membuat orang menganggap bahwa menipu diri sendiri berlawanan dengan integritas intelektual karena merendahkan diri-jenis pengetahuan, seperti pengetahuan tentang kekuatan kami dan kapasitas intelektual, diperlukan untuk refleksi tersebut. Namun, menipu diri sendiri tidak selalu merusak integritas intelektual. Bahkan, beberapa penipuan-diri mungkin diperlukan untuk mengejar beberapa garis pemikiran dengan baik. Memiliki integritas mungkin konsisten dengan-mungkin strategi bahkan meminta-menipu diri untuk menjaga keseimbangan seseorang dalam menghadapi konflik dan kendala. Sebagai Amélie Oksenberg Rorty (1994, p, 218) menunjukkan, bisa menipu diri sendiri perlu diberi energi untuk melakukan apa pun. Ringan diri menipu bahwa seseorang memiliki ide yang baik sebelum yang benar-benar memiliki gagasan sama sekali sering perlu untuk memulai sebuah pekerjaan. Namun, beberapa bentuk penipuan diri secara serius merugikan integritas intelektual. Gabriele Taylor (1981, hal 146) berpendapat bahwa penipuan-diri merupakan kasus yang paling mendasar dan penting dari kurangnya integritas. Dia membahas contoh yang menunjukkan secara teladan bahaya menipu diri sendiri-yaitu Casaubon di George Eliot Middlemarch (1994). Casaubon adalah bekerja ulama pada hubungan antara agama yang berbeda, sebuah karya ilmiah raksasa ia telah mengabdikan dirinya selama bertahun-tahun. Dalam pandangan Taylor, ia menipu diri tentang komitmen untuk beasiswa. Casaubon masalah yang dapat dilihat sebagai konflik antara keyakinannya dalam kapasitas dan keinginan untuk menulis sesuatu yang sangat penting dan realisasi tentang kebenaran bahwa ia tidak mampu melakukannya. Jenis kegagalan integritas di sini adalah sebagian karena kegagalan untuk mengambil pandangan orang lain serius, dan dengan demikian berbeda dari kasus-kasus di mana orang lain bisa mendorong satu penipuan diri sendiri. Casaubon bertindak untuk mencegah istrinya Dorothea dan lain-lain dari menyadari kurangnya penelitian-penelitian barunya. Kasusnya lebih patut disalahkan karena kegagalan ini dan hal ini menunjukkan cara menipu diri sendiri dapat merusak integritas intelektual. Jenis lain yang penting dari integritas adalah integritas artistik.
Bernard Williams (1981) membahas versi cerita fiksi Gauguin, sebuah diskusi yang menimbulkan pertanyaan mengenai hubungan antara integritas artistik dan jenis lain dari integritas. Pada Williams (1981, hal 22) account, Gauguin 'berpaling dari klaim manusia pasti dan menekan dia dalam rangka hidup di mana, saat ia diduga, dia bisa mengejar seninya. "Dengan kata lain, fiksi Gauguin kirinya yang suka melukis di Tahiti. titik Williams adalah bahwa bagaimana Gauguin hakim sendiri dan bagaimana tindakannya dinilai sebagian tergantung pada keberhasilan proyek seninya. Dalam pandangan Williams, jika proyek artistik Gauguin yang gagal, kita cenderung menilai dia secara moral kurang; jika proyek seninya berhasil, kita cenderung melihat tindakan dalam cahaya moral yang lebih menguntungkan. Meskipun Williams diskusi kasus ini difokuskan pada konsep keberuntungan moral, ada dua isu penting mengenai integritas artistik di sini. Pertama, ada masalah apakah Gauguin bertindak dengan integritas seperti sama sekali, dan kedua, ada masalah apakah integritas artistik, jika ini adalah tindakan apa Gauguin yang nyata, konflik dengan integritas moral dan pribadi. Calhoun (1995, hal 244) mencatat bahwa "... sejauh kita membayangkan bahwa Gauguin, dalam mengejar 'apa yang ia temukan hidupnya terikat dengan', bertindak hanya atas dorongan psikologis yang mendalam tanpa kritis merefleksikan nilai melakukannya, kami mungkin mencurigai dia tidak bertindak dengan integritas'.
Dia mungkin sudah tidak memiliki integritas pribadi karena ia tidak mengambil penilaian nilai dan komitmen yang cukup serius. Calhoun (1995, hal 244) menunjukkan bahwa mungkin Gauguin percaya bahwa moralitas tidak menuntut dia menyerah memihak untuk proyek seninya sendiri. Jika ini adalah pandangannya, maka keberhasilan proyek seninya mungkin akan menyebabkan keputusan yang menguntungkan integritas moralnya. Williams argumen bahwa tindakan Gauguin yang diberikan semacam pembenaran oleh keberhasilan proyek seninya tidak sepenuhnya meyakinkan. Tidak ada alasan untuk berpikir bahwa proyek Gauguin hanya bisa berhasil jika ia berpaling dari orang-orang yang bergantung kepadanya, meninggalkan mereka ke sebuah 'muram' hidup. Cucu mungkin lebih memikirkan dirinya sebagai seniman karena karyanya dalam Tahiti, tetapi tidak berarti bahwa kita harus berpikir bahwa Gauguin menunjukkan integritas artistik dalam mengambil seninya ke Tahiti, menilai drive untuk melukis di lokasi eksotis di atas komitmen lainnya . Juga tidak jelas bahwa menjadi sukses di Tahiti memberikan kontribusi penilaian kita integritas artistiknya. Apakah penilaian kita integritas artistiknya menderita dia tinggal di rumah produksi seni nya? Artistik integritas dapat datang ke dalam konflik dengan integritas pribadi dan moral, tetapi mengherankan sulit untuk mencirikan keadaan yang tepat seperti konflik.
potret Williams fiksi Gauguin tidak meyakinkan menunjukkan seperti konflik (dan juga bukan dibuat oleh Williams untuk tujuan semacam itu). Tentu saja ada hubungan antara integritas artistik dan integritas moral para seniman, yang pada gilirannya terhubung dengan fitur moral dari karya sendiri. Novitz (1990, hal 16), misalnya, berpendapat bahwa nilai-nilai kita bawa ke seni yang sosial, dan bahwa nilai-nilai estetika murni disebut adalah diri sosial diinduksi. Paling tidak, nilai-nilai moral yang menyarankan atau mempromosikan karya-karya seni yang relevan dengan pertimbangan integritas artistik. Di satu sisi, integritas artistik dan integritas moral yang dapat tumpang tindih, khususnya jika standar integritas artistik yang tinggi. Di sisi lain, integritas artistik dan moral bisa datang terpisah dalam situasi tekanan besar. Keadaan juga bervariasi, dan dengan mereka berdua kesulitan mengejar integritas, dan penilaian kami dari manfaatnya. Stewart Sutherland (1996) berpendapat bahwa kasus Dimitri Shostakovich menciptakan kesulitan untuk account integritas dikembangkan dalam hal konsistensi. Idenya adalah bahwa Shostakovich menunjukkan sama jika integritas tidak lebih besar dari yang lain lebih artistik komposer konsisten menulis dalam keadaan yang lebih menyenangkan dengan coding karya-karyanya dengan ironi anti-Stalinis. Lebih masuk akal, Namun, orang mungkin berpendapat bahwa Shostakovich menunjukkan kekuatan besar karakter dalam keadaan sulit, sementara juga mengakui banyak kompromi nya artistik, kompromi yang mempengaruhi integritas sebagai seniman. Dengan demikian, orang bisa menilai integritas moralnya lebih tinggi daripada integritas artistiknya. Harapan integritas artistik harus marah dengan pemahaman tentang konflik dan tekanan, baik komersial dan politik, terlibat dalam mengejar nilai-nilai artistik. Apakah memiliki satu jenis integritas berarti bahwa satu, dengan batas, moral? Halfon mengatakan bahwa integritas dalam satu bidang kehidupan yang mengagumkan, meskipun kurang mengagumkan daripada memiliki integritas keseluruhan dan jenis spesifik integritas dapat mengganggu integritas moral ketimbang menjadi ekspresif itu. Namun tuntutan integritas keseluruhan bahwa konflik ini dikelola dengan cara yang tepat. Integritas adalah begitu luas sehingga harus mencakup moralitas dengan cara mendalam.
Artistik integritas lebih besar jika ia melibatkan tidak hanya mengikuti tuntutan profesi, tetapi melakukannya sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi kehidupan orang lain. Daniel Putnam (1996, hal 237) menyatakan titik sumur ketika ia mengatakan: "Integritas mencapai titik tertinggi ketika menyatukan dan menjaga keseimbangan dari kebajikan" Dalam hal ini., Jenis tertentu dari integritas, seperti integritas intelektual, adalah lebih besar ketika tidak mengganggu integritas pribadi dan moral. Ada tentu dapat konflik antara jenis integritas, terutama di mana tuntutan profesi mengganggu integritas pribadi dan moral. Mengejar satu proyek tertentu dapat mencegah kita dari menyeimbangkan komitmen kami, seperti dalam kasus fiktif Gauguin Williams. Namun, meskipun berbagai jenis integritas dapat diasingkan dari satu sama lain, integritas dari satu jenis lebih mungkin berkembang dalam konteks integritas yang lebih besar dalam berbagai bidang eksistensi. Jenis kebajikan dan keterampilan yang dikembangkan dalam menjaga, mengatakan, integritas intelektual, kemungkinan besar akan tersedia untuk menggunakan dalam menangani konflik dan godaan yang mengancam integritas pribadi dan moral, dan sebaliknya.