Jumat, 30 April 2010

Teologi Kehidupan

Tuhan begitu sayang kepada manusia, permintaan manusia semuanya di kabulkan, tentunya di kabulkannya itu bermakna: ada yang di tanggguhkan tapi hakikatnya di berikan, ada juga sebagai tolak bala, dari malapetaka yang menimpa dirinya, dan ada juga yang diberikan langsung untuk dini'mati didunia. Kasih Tuhan meliputi dunia dan isinya, semua manusia memerluka Tuhan, karena kita mengakui kelemahan, dengan mengakui diri lemah manusia akan selalu mencari yang lebih kuat dari dirinya dalam segala hal, tentunya jawabana semua itu: kembali kepada Tuhan dalam menyerahkan diri, dan selalu mengabdi dengan hati yang tulus.
Kebutuhan manusia sangat kompleks, dan manusia selalu memohon supaya Tuhan berkenan memberikan kebaikannya. Tentu, Tuhan akan memberikan kepada manusia apa yang di minta tapi, atas dasar asas manfaat bagi dirinya.Tuhan berfirman: "Dan tidaklah Tuhanmu menzalimi kepada seorangpun". Begitulah Tuhan menegaskan kepada umat manusia yang percaya terhadap kebenaran-Nya.

Dalam konsepi al-Qur'an Tuhan berfirman: Berdoa'lah kepada-Ku, maka Aku akan mengabulkan permintaanmu". Tuhan begitu indah, dan baik terhadap umat manusia dan tahu apa yang dibutuhkan oleh manusia untuk hidupnya, kebutuhan akan ilmu dan pengetahuan, kebutuhan akan rasa aman dan sejahtera, dan kebutuhan akan kasih sayang. Manusia yang tidak mau meminta atau berdo'a, di anggap oleh Tuhan sebagai hamba yang sombong, tidak pantas manusia sombong, karena Tuhan yang layak untuk itu. Tuhan menegaskan: "Sesungguhnya Allah, tidak menyukai setiap hamba yang sombong lagi membanggakan diri".


Kembali kepada kesadaran diri kita, bahwa kita hidup di tugaskan untuk menjadi pemakmur dunia ini, untuk membawa maslahat untuk sesama, tidak boleh saling menghujat, dan menghancurkan. Tuhan menyuruh kita untuk berlaku adil dan melawan kedloliman, menjaga kehormatan dan saling bertoleran, menjaga persaudaraan, tidak boleh saling menindas.
Arti hidup merupakan pertanyaan filosofis tentang tujuan dan pentingnya hidup atau keberadaan secara umum. Konsep ini dapat dinyatakan melalui berbagai pertanyaan terkait, seperti Mengapa kita di sini?, Apakah hidup semua?, dan Apa arti itu semua? Ini telah menjadi subjek banyak filosofis, ilmiah, dan spekulasi teologis sepanjang sejarah. Ada sejumlah besar jawaban atas pertanyaan-pertanyaan dari berbagai latar belakang budaya dan ideologi yang berbeda.


Arti hidup adalah sangat bercampur dengan konsepsi filosofis dan religius eksistensi, kesadaran, dan kebahagiaan, dan menyentuh isu-isu lainnya, seperti makna simbolik, ontologi, nilai, tujuan, etika, baik dan jahat, akan bebas, konsepsi Tuhan, keberadaan Tuhan, jiwa, dan akhirat. Ilmiah kontribusi yang lebih tidak langsung, dengan menjelaskan fakta-fakta empiris tentang alam semesta, ilmu pengetahuan memberikan beberapa konteks dan set parameter untuk percakapan pada topik terkait. Sebuah alternatif, manusia-sentris, dan bukan pendekatan atau kosmik agama adalah pertanyaan "Apa makna hidup saya?" Nilai dari pertanyaan yang berkaitan dengan tujuan hidup mungkin bertepatan dengan pencapaian realitas terakhir, atau perasaan kesatuan, atau perasaan kesucian.


Dengan bekal kesadaran, dan itikad diri, yang selalu taat pada aturan Tuhan, kita tidak akan pernah sesat, tidak akan pernah bodoh, karena Tuhan memberikan "an-nuur" yaitu cahaya ilmu, cahaya keberekahan, dan cahaya kebaikan kepada manusia yang ada di dunia, yang selalu taat terhadap semua perintah-Nya. Keberekahan ilmu, akan bisa membawa manusia memahami diri dengan baik, tentunya kalau manusia mengerti dan memahami akan dirinya, untuk apa dia hidup, dan kepada siapa meminta tolong, kalau jawabannya kepada: "Tuhan" pasti manusia akan mengenal Tuhan dengan baik. Kehidupan akan bermakna jika Tuhan dihadirkan dalam diri kita, dengan arti kita merasa bahwa Tuhan selalu hadir, memperhatikan gerak dan sikap perilaku kita didunia ini. Tidak ada yang di takutkan oleh manusia, jika Tuhan sudah di jadikan sandaran segala-galanya, maka hakikat ma'rifat akan dirasaka oleh kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar